Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) meminta masyarakat di wilayah Jawa-Bali menghemat pemakaian listrik sampai akhir Mei 2008 guna mengurangi risiko pemadaman. Deputi Direktur Jawa-Bali PLN Muljo Adji di Jakarta, Rabu mengatakan, kondisi penurunan daya akibat terganggunya pasokan sejumlah pembangkit besar di sistem Jawa-Bali diperkirakan akan berlangsung sampai akhir Mei ini. "Oleh karena itu, kami minta masyarakat mengurangi pemakaian listriknya," ujarnya. Dalam dua hari terakhir, PLN melakukan pemadaman listrik bergilir di sistem Jawa-Bali menyusul keterbatasan BBM di tiga pembangkit yakni PLTGU Muara Tawar, Bekasi, PLTGU Tambaklorok, Semarang dan PLTGU Grati, Pasuruan. Stok BBM di tiga pembangkit tersebut sejak 21 Mei lalu habis atau kritis. Selain itu, PLTA Saguling dan PLTA Cirata di Jabar juga mengalami penurunan daya akibat memasuki musim kemarau, sehingga pengeluaran air terbatas dan operasi diutamakan saat beban puncak. Ditambah lagi, tingginya beban puncak yang kemungkinan disebabkan beralihnya pelanggan bisnis dan industri yang sebelumnya memakai BBM ke PLN akibat kenaikan harga BBM. Namun, PLN menjanjikan tidak akan terjadi pemadaman listrik di sistem Jawa-Bali khususnya saat beban puncak yakni pukul 17.00-22.00 WIB mulai hari ini. PLN akan mempercepat penyelesaian pemeliharaan pembangkit khususnya PLTU Cilacap Unit 1 berdaya 300 MW dan PLTU Suralaya Unit 3 berdaya 400 MW. Dengan beroperasinya kedua pembangkit tersebut maka diharapkan bisa mengurangi defisit daya yang terjadi. Harga komersial Sementara itu, mengenai kesanggupan PLN membeli BBM ke PT Pertamina (Persero) dengan harga komersial, Wakil Dirut PLN Rudiantara mengatakan, pihaknya masih membicarakan hal itu dengan Pertamina. Hanya saja, lanjutnya, pihaknya telah menyepakati pembelian BBM di luar kuota yang ditetapkan melalui pendekatan "business to business" (b to b). Sebelumnya, Dirut Pertamina Ari H Soemarno menyatakan, PLN mesti membeli tambahan volume BBM dengan harga komersial. Pertamina hanya akan memasok BBM ke PLN dengan alpha (biaya distribusi dan marjin) sebesar lima persen sesuai volume kontrak yang telah disepakati yakni 8,9 juta kiloliter. "Kalau minta di luar (8,9 juta kiloliter) itu ya harus beli secara komersial. Kami juga terbuka, kalau PLN mengadakan sendiri. Silahkan saja," ujarnya. Sesuai APBN Perubahan 2008, Pertamina mempunyai kewajiban memasok BBM ke PLN dengan alpha ditetapkan sebesar lima persen.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008