Wartawan Reuters menyaksikan para migran, bagian dari kelompok yang lebih besar yang terdiri atas 100 orang yang diselamatkan oleh kapal terdaftar Spanyol Open Arms dan kemudian terdampar di Italia selam tiga pekan, berjalan ke darat di pelabuhan San Roque di Spanyol barat daya dan menaiki bus dengan pengawalan polisi.
Sebanyak 15 migran - 14 pria dan seorang wanita - akan menjalani pemeriksaan kesehatan dan akan diberi izin sementara hingga pengajuan suaka mereka diselesaikan, kata pemerintah Spanyol dalam satu pernyataan.
Madrid mengirim kapal tersebut pekan lalu guna menjemput para migran, semuanya dari Afrika, setelah lima negara Uni Eropa setuju untuk menerima mereka menyusul kebuntuan berkepanjangan antara otoritas Open Arms dan Italia.
Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini, melarang kapal-kapal yang mengangkut migran ilegal itu berlabuh di pelabuhan Italia. Hal itu dilakukan untuk membendung arus migran yang mencoba menyeberangi Mediterania menuju Eropa dari Afrika utara.
Kelompok HAM Amnesty International pekan ini menuturkan petualangan Open Arms - satu dari sekian kasus serupa - menggarisbawahi kegagalan Eropa mengatasi krisis migrasi.
Penanganan isu tersebut oleh pemerintah Sosialis Spanyol menuai kritikan di dalam negeri selama sidang khusus parlemen pada Kamis. Sejumlah pihak menegur pemerintah karena menerima para migran dan lainnya karena menyesalkan pemerintah lamban bertindak.
Sumber: Reuters
Baca juga: Spanyol kirim kapal AL untuk kawal kapal Open Arms ke Spanyol
Baca juga: Spanyol tawarkan tempat berlabuh bagi kapal migran
Baca juga: Spanyol selamatkan lebih 900 migran, temukan empat mayat
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019