Balikpapan, (ANTARA) - Sebanyak 454 orang haji kelompok terbang (kloter) pertama asal Balikpapan, Kalimantan Timur, tiba di Debarkasi Bandar Udara Internasional Sepinggan pukul 13.15 WITA.
Pesawat Boeing 747 Garuda Indonesia yang membawa para jamaah tersebut terbang langsung dari Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah.
"Saya ucapkan selamat datang kembali ke Tanah Air, semoga menjadi haji yang mabrur," kata General Manager PT Angkasa Pura I Sepinggan Farid Indra Nugraha.
Baca juga: 2.045 jamaah haji asal Lampung sudah kembali
Para jamaah turun ke terminal kedatangan di Lantai 2 melalui garbarata, baru turun lagi ke lantai 1 dengan eskalator menuju bus, untuk seterusnya menuju Asrama Haji Batakan, lebih kurang 5 Km utara bandara.
Jamaah yang menggunakan kursi roda turun dengan lift dari lantai 2 ke lantai 1.
Sejumlah bus eksklusif berwarna putih dari Damri mengantar jamaah ke Asrama Haji tersebut.
Baca juga: Tim kesehatan haji jamin pemenuhan kebutuhan gizi jamaah sakit
Baru setelah menjalani sejumlah pemeriksaan dan mengambil bagasi, jamaah bisa segera pulang ke rumah masing-masing.
"Bagi jamaah yang akan melanjutkan lagi perjalanan ke daerah asal untuk tetap menjaga kesehatan. Semoga selamat sampai tujuan dan bertemu kembali dengan keluarga," senyum GM Farid.
Pada kelompok terbang berikutnya, yang mendarat di Sepinggan, akan banyak yang berasal dari daerah lain, baik kota atau kabupaten di Kalimantan Timur lainnya atau dari provinsi lain, yaitu dari Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.
Baca juga: 33 jemaah haji Debarkasi Batam meninggal
Bandara Sepinggan menjadi satu bandara yang dikelola PT Angkasa Pura I yang menjadi tempat embarkasi (keberangkatan) dan debarkasi (kedatangan) jamaah haji.
"Kami bersyukur semua lancar, baik selama di Tanah Suci maupun dalam perjalanan pergi dan pulang," kata Haji Yusran, warga Gunung Samarinda, dan keturunan Tionghoa.
Haji Yusran juga bercerita hal sebagian bagasi yang terpaksa ditinggal di Bandara King Abdul Aziz.
Baca juga: Kloter 13 tuntaskan kepulangan haji Sumsel gelombang pertama
"Apa boleh buat karena beratnya melebihi dari yang dibolehkan," kata Pak Haji. Untung saja, tutur Haji Yusran ia sudah menyiasatinya dengan memisahkan barang-barang yang dibawa dari Tanah Air dan yang didapat di Tanah Suci.
"Yang saya tinggal yang barang-barang lama dari sini," senyumnya. Jadi bagasi berisi oleh-oleh pun selamat terbawa sampai Balikpapan.
Bagasi yang dibolehkan masuk perut pesawat memang maksimal 32 Kg dan 7 Kg untuk bagasi kabin.
"Kalau tidak dibatasi bisa membahayakan penerbangan," kata GM Farid.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019