Jakarta (ANTARA News) - Para pengemudi angkutan kota, Rabu pagi, melancarkan pemogokan di tiga lokasi di wilayah Jakarta Barat untuk menuntut penyesuaian segera tarif baru menyusul kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).Menurut informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya di Jakarta, Rabu pagi, ketiga lokasi adalah di daerah Palmerah, Meruya, dan Joglo. Kendaraan angkot yang mogok itu berasal dari sejumlah trayek antara lain mikrolet M 08 (Tanah Abang - Kota), M 09 (Kebayoran Lama - Tanah Abang), M 11 (Meruya Ilir - Tanah Abang), dan M 24 (Joglo - Grogol). Sejumlah supir angkot M 11 sebenarnya telah melakukan aksi mogok sejak Senin (26/5). Hal itu dilakukan karena hingga kini belum ada penetapan tarif baru oleh instansi yang berwenang. Ali, seorang pengemudi M 08, menjelaskan pemogokan akan terus berlangsung hingga Organisasi Perusahaan Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta segera mengeluarkan daftar tarif baru. Sedangkan Andi, seorang supir lainnya, mengatakan kenaikan BBM mengakibatkan para pengemudi sukar memenuhi target setoran sekitar Rp200 ribu/hari yang dibebankan kepada mereka. Selain itu, ia juga mengutarakan kekecewaannya karena masih terdapat penumpang yang menolak untuk membayar tarif yang dinaikkan sesuai kesepakatan para supir. Sebelumnya, Ketua Organda DKI Jakarta, Harry Rotty pada Selasa (27/5) mengancam akan menaikkan tarif angkutan hingga 50 persen jika opsi subsidi yang diajukan mereka tidak dipenuhi Pemerintah. "Kenaikan tarif ini sekitar 40 sampai 50 persen. Kecuali nanti angkutan umum bisa membeli bensin dengan harga lama," kata Harry. Organda meminta Pemprov agar memberikan subsidi bahan bakar kepada angkutan umum berpelat kuning, serta mengurangi pajak dan menghapuskan retribusi. Sebagai kompensasinya, ongkos angkutan tidak akan dinaikkan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurachman mengatakan, kenaikan tarif itu selayaknya adalah sekitar 15 persen. Selain itu, pihaknya kini sedang menunggu keputusan Pemerintah Pusat mengenai kenaikan tarif angkutan. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008