Kudus (ANTARA) - Puluhan warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah menggelar aksi untuk menuntut Komisi Pemberantasan Korupsi agar tidak melakukan tebang pilih dalam memberantas tindak pidana korupsi karena di Kudus diduga ada tindak pidana korupsi yang lebih besar dibandingkan saat ini.
Unjuk rasa warga Kudus yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Kudus Bela Tamzil setelah Shalat Jumat tersebut, digelar di Alun-alun Kudus dengan mengusung poster dan spanduk bertuliskan "KPK jangan tebang pilih, hukum koruptor sebenarnya, selamatkan Tamzil, dan save Kudus".
"KPK jangan tebang pilih. Jika Tamzil baru menjabat sembilan bulan sudah ditangkap, kenapa yang sudah 10 tahun justru KPK tidak berani bertindak," kata salah satu orator aksi Muh Arwani, di Kudus, Jumat.
Menurut dia, pihak-pihak yang menjabat sebelumnya patut dicurigai untuk diselidiki kemungkinan adanya dugaan melakukan tindak pidana korupsi.
Baca juga: Bupati Kudus dua kali korupsi, Wapres: kita belum berhasil
Jika KPK tidak berani menyelidiki pejabat yang sudah menjabat sebelumnya, dia akan menunjukkan bahwa korupsi sebenarnya 10 tahun lalu.
"Kami juga akan melakukan aksi penyisiran untuk menunjukkan pejabat yang diduga melakukan tindak pidana korupsi kepada KPK," ujarnya pula.
Ia juga menyesalkan penangkapan terhadap Bupati Kudus seperti halnya pelaku teror.
Baca juga: KPK sesalkan Bupati Kudus Tamzil kembali terjerat kasus korupsi
Peserta demo lainnya, Noor Khozin menambahkan, jangan mengusik warga Kudus yang selama ini kondusif dan tidak pernah mengekspose kegelisahan di muka umum.
"Jika sampai terusik, tentunya masyarakat Kudus akan mengekspresikan kegelisahannya di muka umum," ujarnya pula.
Ia menduga turunnya KPK di Kudus ada dalang di baliknya dan terdapat beberapa nama yang dicurigai.
"Bertobatlah, karena tindak pidana korupsi sebelumnya justru jauh lebih parah," ujarnya pula.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019