Palu (ANTARA News) - Ribuan mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) di Palu, Sulawesi Tengah ((Sulteng), hari Selasa turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa damai, meminta lembaga-lembaga penegakan hukum setempat serius menuntaskan kasus korupsi yang terjadi di daerah itu.Aksi yang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Hukum Untad, Idham Chalid, ini dilakukan dengan cara mendatangi satu per satu kantor pemerintahan di jalan protokol SAM Ratulangi, mulai dari halaman Pengadilan Negeri Palu, Kejaksaan Tinggi Sulteng, Kantor Gubernur Sulteng, dan terakhir di gedung DPRD Sulteng.Pada aksi itu, para demonstran juga membagikan stiker bertuliskan "Waspadai Bahaya Laten Korupsi" kepada pengendara mobil dan sepeda motor yang melintas di jalanan.Aksi ini sempat memacetkan arus lalu-lintas pada beberapa titik, namun tidak berlangsung lama karena segera dilakukan pengaturan oleh polisi lalu-lintas.Sebelum mendatangi kantor-kantor pemerintahan tersebut dengan berjalan kaki, para demonstran berkumpul di kampus Untad Bumi Tadulako (sekitar enam kilometer dari pusat kota) dengan menumpang puluhan angkutan kota, mobil pribadi, dan sepeda motor. Transparan tangani kasus korupsi!Dalam orasinya di setiap instansi pemerintah itu, peserta aksi meminta aparat penegak hukum di Sulteng serius dan transparan dalam menangani kasus korupsi. "Banyak kasus dugaan korupsi yang sudah mencuat ke permukaan, tapi pengusutannya belum tuntas sekalipun sudah berlangsung bertahun-tahun. Kami minta aparat jangan sampai mandul menangani kasus-kasus tersebut," kata Fadhil Muhammad, aktivis mahasiswa Untad.Harga BBM dinaikkan, korupsi jalan terus, rakyat makin sengsara!Dia juga mengatakan, kalau seluruh kasus korupsi di Indonesia dituntaskan, maka harga BBM bersubsidi tidak perlu dinaikkan, sebab uang korupsi yang berhasil diselamatkan bisa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. "Kami mengutuk keras para pelaku korupsi dan semua mereka harus di bawa sampai ke pengadilan, karena perbuatannya sama saja telah membunuh rakyat," katanya dalam aksi yang dikawal ketat ratusan aparat kepolisian itu. Usai menyampaikan aspirasi dan tuntutannya, para demonstran membubarkan diri dengan tertib dan kembali ke kampusnya.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008