Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta mengancam menaikan tarif angkutan hingga 50 persen jika opsi subsidi yang diajukan mereka tidak dipenuhi Pemerintah."Kenaikan tarif ini sekitar 40 sampai 50 persen. Kecuali nanti angkutan umum bisa membeli bensin dengan harga lama," kata Ketua Organda DKI Harry Rotty ketika dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa.Organda meminta agar Pemprov memberikan subsidi bahan bakar kepada angkutan umum berpelat kuning, serta mengurangi pajak dan menghapuskan retribusi. Sebagai kompensasinya, ongkos angkutan tidak akan dinaikkan.Dishub hanya 15 persenSementara itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta menghitung kenaikan tarif angkutan sebesar 15 persen.Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Nurachman menyebut pihaknya kini menunggu keputusan Pemerintah Pusat mengenai kenaikan tarif angkutan yang disebabkan adanya kenaikan harga BBM pada 24 Mei lalu. Selain menunggu keputusan Pemerintah Pusat, Pemprov dan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) juga melakukan penghitungan kenaikan tarif tersebut. "Organda belum punya hitungan, tapi kita sudah minta mereka untuk membuat hitungannya meskipun belum secara resmi. Hitungan ini akan jadi formulasi yang kita sampaikan ke Gubernur dan DPRD," kata Nurachman. Terhadap ancaman mogok, Pemprov DKI menyiapkan bus-bus cadangan antara lain milik TNI, Polri maupun bus-bus milik instansi Pemprov.Kenaikan harga BBM terlalu besar, merugikan semua pihakSementara itu, Ketua Komisi B Aliman Aat menyebut pihaknya menyetujui kenaikan tarif angkutan karena kenaikan harga BBM yang terlampau besar. "Saya melihat karena ini memberatkan mereka, jadi bisa dimaklumi kalau terjadi kenaikan," katanya. Aliman melihat opsi pemberian subsidi bahan bakar kepada angkutan umum bukan suatu pilihan yang baik karena akan menimbulkan ketergantungan. "Ya, kita harus berani melakukan ini (kenaikan tarif), tapi dalam batas yang wajar," katanya. Ia berharap agar kenaikan tarif itu segera diputuskan agar masyarakat tidak dirugikan dengan adanya aksi mogok beroperasinya angkutan umum.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008