Batam (ANTARA News) - Partai Golongan Karya mungkin akan menggunakan hasil suatu tim survei independen dalam memajukan kader ke pencalonan presiden pada Pemilu 2009.Mekanisme baru itu kemungkinan dilaksanakan setelah terdapat hasil dari pemilu legislatif April 2009, kata Agun Gunanjar Sudarsa, wakil ketua Sub Bidang Hubungan Kelembagaan Badan Pemenangan Pemilu 2009 DPP Partai Golkar, di Batam, Kepri, Selasa.Penggunaan hasil dari suatu lembaga survei independen, dikatakannya, kemungkinan akan menggantikan mekanisme konvensi yang dilaksanakan ketika Partai Golkar dipimpin Akbar Tandjung, menjelang Pemilu 2004.Agun memprakirakan, pemilu legislatif 2009 dengan sekitar 30 partai peserta, kelak hanya menghasilkan maksimal tujuh parpol ke kursi legislatif, dan tak satupun yang sangat dominan. DPP Partai Golkar sendiri menargetkan 25-30 persen dari total suara pemilih. "Itu target optimal," katanya. Karena tidak akan ada partai yang menang mutlak, maka Partai Golkar harus berkoalisi dengan partai atau figur di luar Golkar yang menurut hasil survei berpeluang meraih kursi kepresidenan, ujar Agun yang kini anggota Komisi III DPR. Mantan Ketua DPP Partai Golkar Akbar Tandjung dalam Dialog Kebangkitan Nasional di Batam, Minggu (25/5) menyatakan sedang mempelajari berbagai peluang untuk maju ke pencalonan presiden dalam Pemilu 2009. Akbar berharap Partai Golkar kembali melaksanakan konvensi. Mekanisme itu dinilainya baik dan ia menyatakan akan ikut. Tetapi, bila tidak ada, ia akan mencari peluang lain, termasuk melalui partai di luar Golkar. Menanggapi mantan ketua umum di partainya, Agun menyatakan, belum tentu DPP yang kini dipimpin Jusuf Kalla akan menggelar konvensi, namun tidak berarti hanya Kalla yang akan menjadi satu-satunya calon dari Partai Golkar. Ia menegaskan, mengenai mekanisme penjaringan kader terbaik untuk dimajukan ke pemilu mendatang, maupun dengan partai atau siapa berpasangan, hanya akan ditentukan DPP Partai Golkar sesudah ada hasil pemilu legislatif dan dengan menimbang hasil survei lembaga independen.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008