Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan masih akan melemah karena faktor tekanan inflasi.
"Tekanan inflasi akibat kenaikan BBM masih akan menjadi faktor penekan indeks," kata analis Riset PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA.
Krisna memperkirakan masih ada peluang turun hingga 40 poin untuk ke level 2.380. "Jadi masih ada 40 poin lagi untuk turun hingga ke 2.380," katanya.
Dikatakannya, pengumuman inflasi Mei 2008 ini juga diperkirakan juga mengalami peningkatan akibat isu kenaikan BBM ini telah mendorong harga bahan makanan yang naik dari awal bulan ini.
Naiknya angka inflasi ini akan mendorong Bank Indonesia (BI) menaikkan BI rate yang mencapai 8,25 persen akan naik 25 hingga 50 basis poin, tambahnya.
Sementara dari sentimen individu, seperti penurunan bobot oleh Merril Lyne terhadap PT Bumi Resources masih akan menjadi penekan indeks, karena saham tambang batubara ini nomor kedua nilai kapitalisasi pasarnya, ungkap Krisna.
Selain itu, saham-saham yang sensitif suku bunga, seperti sektor perbankan, Astra Internasional, dan saham-saham lainnya diperkirakan juga masih akan mengalami tekanan.
Dengan kondisi diperkirakan melanjutkan pelemahan IHSG pada Senin (26/5) yang ditutup turun 46,228 poin atau 1,87 persen menjadi 2.419,727 dan indeks LQ45 yang juga menurun 12,373 poin atau 2,35 persen ke posisi 514,742.
Turunnya IHSG ini akibat keputusan naiknya BBM sebesar 28,7 persen yang ditetapkan pemerintah pada akhir pekan lalu (Jumat 23/5 malam).
Sementara penguatan beberapa bursa regional pada Selasa pagi ini bisa sebagai penahan indeks atau dapat mendorong indeks naik.
Beberapa bursa Asia yang mengalami penguatan diantaranya bursa Tokyo, Hongkong dan Korea. (*)
Copyright © ANTARA 2008