Den Haag (ANTARA News/AFP) - Enam bulan lalu, peruntungan politiknya terhenti, namun kini buah dari krisis ekonomi global, Menteri Keuangan Belanda Wouter Bos telah menjadi politisi favorit dan paling terpercaya di negeri itu.
"Dia telah menyelamatkan ekonomi (Belanda) dan dia sendiri dari tepi jurang," kata ekonom Belanda, Arnold Heertje, kepada AFP, merujuk opini publik mengenai penyelamatan berani dan cepat dari Bos terhadap bank-bank Belanda yang sekarat dan penanganan perekonomian makro yang luarbiasa darinya.
"Ini adalah peluang baginya untuk menunjukkan bahwa dia mampu memerintah. Dia telah menunjukkan dirinya menjadi seorang pemimpin di masa krisis."
Sampai sekarang, berbagai keraguan diajukan terhadap keputusan dan visi menteri berusia 45 tahun itu yang punya kesukaan memasak dan impian tak tergapai untuk menjadi pesepakbola profesional.
Poling opini publik menunjukkan partainya dari sayap kiri, Partai Buruh (PvdA), mendapat dukungan luarbiasa dari publik.
Dia dinilai sebagai seorang menteri keuangan yang layak mengelola anggaran ketat namun kadangkala digambarkan sebagai orang yang lebih memiliki karisma ketimbang mendahulukan substansi.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, Bos diganjar pujian atas prestasinya yang nasionalisasi cepatnya atas bank Fortis yang lagi sekara, menyuntikkan 20 miliar euro untuk menyelamatkan bank-bank dan perusahaan asuransi-asuransi sehat, 200 miliar euro lainnya untuk penjaminan bank, dan enam miliar euro lainnya untuk paket stimulus ekonomi.
Dia juga diapresiasi tinggi setelah menjanjikan pinjaman para nasabah Belanda di bank Islandia terlikuidasi Icesave akan mendapatkan lagi simpanan mereka dengan cara apapun.
"Peningkatan popularitasnya tidak saja berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang diputuskannya, namun juga karena caranya mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan itu," kata Heertje.
"Dia berhasil menanamkan kepercayaan diri pada rakyat. Dia juga berhasil membangun kepercayaan dirinya."
Sejak itu, Bos memperbesar modal politiknya. Dia menerima setidaknya selusin penghargaan "Politisi Tahun Ini" dan dianugeragi "Harapan Belanda di Masa Kegelapan" oleh majalah berpengaruh Elsevier yang juga menyebutnya sebagai Orang Tahun Ini.
Sebuah survai yang diselenggarakan Desember oleh lembaga survai Politieke Barometer menyebutkan, Bos berada di depan para politisi lain dalam soal menawarkan solusi nyata dengan angka 29 persen atau lebih dari dua kali lipat perolehan Perdana Menteri Jan Peter Balkenende yang mendapat 13 persen.
"Dia tidak mengharapkan ini, namun krisis membentuknya telah seperti ini," kata Heertje.
Meskipun diperkirakan tampil menjadi salah seorang kandidat PM, harapan Bos untuk berkompetisi dalam pemilihan PM Belanda pernap pupus pada 2006 saat partainya PvdA berada jauh dibawah partai PM Balkenende, Partai Kristen Demokrat (CDA).
Dia menjadi deputi PM dan menteri keuangan pada kabinet pimpinan Balkenende dari CDA yang sudah berkuasa empat kali setelah PvdA memperoleh 33 kursi dari 150 kursi DPR Belanda.
Sampai November 2007, poling menujukkan PvdA hanya akan memperoleh 24 kursi di pemilu baru dan sampai September tahun lalu, turun menjadi 15 kursi.
Bulan lalu, sebuah poling menunjukkan dukungan rakyat untuk PvdA meningkat menjadi setara dengan 36 kursi parlemen sehingga membuatnya bisa bersaing dengan CDA.
Dilahirkan di kota bagian barat Belanda, Vlaardingen, Bos, yang vegetarian adalah lulusan dua jurusan, ekonomi dan ilmu politik, sebelum kemudian menjadi eksekutif top pada perusahaan minyak Shell.
Pada 2002, dia menjadi pemimpin Partai Buruh. Sejak 2006, dia mampu mengendalikan inflasi, memacu surplus anggaran dan menekan tingkat pengangguran menjadi paling rendah di Uni Eropa.
"Belanda tetap negara yang kaya dan makmur dan ekonomi kita lebih baik ketimbang negara-negara Eropa lainnya," kata sang menteri, sebulan lalu.
"Kita akan melalui krisis ini, kita tidak tergesa-gesa." Dalam sebuah wawancara dengan suratkabar Belanda Algemeen Dagblad, Bos menggambarkan krisis ekonomi sebagai "sakit kepala berat."
Sebelum krisis pun dia hanya tidur lima jam sehari dan mempunyai sedikit waktu untuk dua anak perempuan dan istrinya yang tengah mengandung anak ketiga mereka atau untuk mengerjakan hobinya bersepeda dan memasak.
"Ya, saya ingin menjadi Perdana Menteri," kata Bos kepada Algemeen Dagbald.
"Tapi, saya tidak cemburu pada (PM) Jan Peter. Dan jika anda menanyai saya apa yang paling saya inginkan, (maka jawabnya adalah menjadi) penjaga gawang Feyenoord (klub sepakbola asal Rotterdam)." (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009