Kotabaru (ANTARA News) - Sekitar 200 nelayan di Kotabaru, yang tergabung dalam ikatan nelayan Saijaan (Insan), Senin menyerbu gedung DPRD Kotabaru, menuntut wakil rakyat bersama pemerintah daerah segera menyusun harga eceran tertinggi (HET), BBM. Mereka menuntut HET minyak tanah (mitan) bukan hanya di pangakalan, tetapi sampai di tingkat kios/pengecer, dan ketetapan tersebut dimuat dalam produk hukum peraturan daerah (Perda). Para nelayan mendesak pemerintah daerah bersama DPRD Kotabaru segera membentuk tim independen, guna mengawasi ketetapan HET mitan hingga ke tingkat kios. Pemerintah juga diminta untuk menjamin ketersediaan dan kecukupan kebutuhan mitan untuk masyarakat Kotabaru, Seperti yang disamapikan Ketua Insan Arbani Nikahi. "Tanpa bahan bakar nelayan mati dan tidak bisa melaut untuk menghidupi keluarga. Sementara harga mitan di perkampungan saat ini mencapai Rp10 ribu per liternya, harga tersebut tidak sesuai dengan hasil tangkapan nelayan," ujarnya Arbani. Wakil Ketua DPRD Kotabaru, Alfidri Supiannor, menjelaskan, pihaknya akan segera mengakomodir keinginan nelayan untuk diterbitkanya ketetapan HET minyak tanah. "Beberapa waktu lalu kami telah menyusun herga HET terakhir, karena ketatapan HET tahun 2005 itu sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini," terangnya. Ia berharap kepada masyarakat dan nelayan untuk tetap bersabar, karena HET tidak dapat ditentukan tanpa merujuk keputusan Gubernur Kalimantan Selatan dan disesuaikan dengan jarak di daerah distribusi akhir. "Himpunan Pengusaha Minyak dan Gas (Hiswanamigas), telah mengajukan HET mitan sebesar Rp3.100 per liter, jika besaran tersebut disetujui, kita tinggal menyesuaikan dengan daerah kita atau distribusi akhir, dan saya minta waktu satu bulan," paparnya. Sementara itu, pemrintah menaikkan harga BBM bersubsidi bertujuan untuk menekan defisit APBN akibat terus melonjaknya harga minyak mentah dunia, bahkan telah menembus 135 dolar per barel. Padahal harga minyak pada APBN Perubahan 2008 hanya 95 dolar. Besaran subsidi BBM pada APBN Perubahan 2008 adalah sebesar Rp126,82 triliun. Menurut data dari Kantor Menko Perekonomian, tanpa ada kebijakan kenaikan harga BBM dan harga minyak pada 2008 ?hanya? 110 dolar per barel saja, subsidi BBM mencapai sekitar Rp190,5 triliun. Sedangkan alokasi subsidi BBM maksimal yang diperkenankan dalam APBN Perubahan 2008 adalah Rp135,1 triliun (pasal 7 UU No.16 tahun 2008 tentang APBN Perubahan 2008). Menurut perhitungan, dengan penyesuaian harga bbm sekitar 30 persen, pengendalian volume pasokan bbm bersubsidi, dan kebijakan fiskal lainnya akan diperoleh penghematan sebesar Rp34,5 triliun yang akan dialokasikan untuk bantuan langsung kepada rakyat miskin. Pemerintah menyiapkan sejumlah bantuan untuk membantu rakyat miskin yang terkena dampak kenaikan harga bbm berupa Bantuan Tunai Langsung (BLT) sebesar Rp100 ribu per rumah tangga miskin per bulan yang jumlahnya mencapai sekitar 19,1 juta. Selain itu pemerintah juga mengalokasikan dana penghematan itu untuk cadangan risiko fiskal dan penurunan defisit sebesar Rp15,2 triliun, kredit usaha rakyat (KUR), dan PSO untuk kereta api kelas ekonomi senilai Rp0,15 triliun Berdasarkan data Depkeu, saat ini harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah di dunia. Di Indonesia harga per liter premium, solar, dan minyak tanah masing-masing sebesar 0,49 dolar AS, 0,47 dolar AS dan 0,22 dolar AS. Sedangkan di Vietnam, harga per liter masing-masing BBM adalah 0,87 dolar AS, 0,86 dolar AS, dan 0,86 dolar AS. Di Timor Timur, harga per liter premium, solar dan minyak tanah adalah 0,87 dolar AS, 0,86 dolar AS, dan 0,86 dolar AS.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008