Jakarta (ANTARA News) - Menyusul kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Sabtu (24/5) lalu, sejumlah perusahaan angkutan antarkota dan antarprovinsi (AKAP) mengisyaratkan menaikkan tarif angkutannya hingga di atas 15 persen.
Pemilik perusahaan otobus (PO) Lorena Grup, Eka Sari Lorena Surbakti, di Jakarta, Senin, mengakui bahwa kenaikkan harga BBM itu sangat besar pengaruhnya bagi kelangsungan usaha transportasi yang digelutinya selama ini.
"Efek dominonya sangat besar. Biaya angkut dan suku cadang menjadi mahal. Jadi efek kenaikkan harga BBM ini tidak hanya di satu tempat saja," ujarnya.
Terkait dengan hal tersebut, ia mengatakan, pihaknya tengah memikirkan untuk menaikkan tarif transportasi di perusahaannya.
Ia juga mengatakan bahwa besaran kenaikkan tarif untuk armada bus Lorena itu kemungkinan bisa lebih dari 15 persen untuk semua tujuan. Prosentase kenaikkan itu diatas penyesuaian tarif angkutan yang ditetapkan pemerintah sebagai timbal kenaikan BBM sebesar 15 persen.
"Memang mau tak mau, tarif bus ini harus di-adjust. Kita sedang membahasnya," ujarnya seraya mengakui bahwa dengan adanya rencana kenaikkan tarif bus tersebut akan membuat para pelanggan bus Lorena terkejut dan mungkin beralih menggunakan bus AKAP lainnya.
Namun, Eka Sari menyatakan bahwa kenaikkan tarif angkutan armada bus AKAP Lorena itu akan diimbangi pula dengan meningkatkan pelayanan kepada para penumpangnya agar mereka tidak beralih kepada armada angkutan lainnya.
"Kita tidak ingin saat tarif naik, tidak disertai pelayanan yang memuaskan. Bagi kami pelayanan adalah nomor satu," ujar pemilik 300 armada bus tersebut.
Selain itu, manajemen Lorena juga akan memperhatikan kesejahteraan karyawannya sendiri, seperti sopir, kondektur dan semua yang terlibat dalam perusahaan serta menyisihkan sejumlah keuntungan perusahaan untuk masyarakat sekitarnya.
"Ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan kita. Apalagi sekarang ini harga BBM sudah naik dan semua serba mahal," ujarnya.
(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008