Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia mengingatkan pemerintah Indonesia tidak buru-buru mengkaji kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) secara bertahap dan menyarankan untuk fokus pada dampak yang dirasakan masyarakat akibat kenaikan harga bahan bakar itu."Tapi jauh lebih penting untuk memikirkan terus seluruh pengaruh harga BBM terkait harga-harga barang lainnya. Dan juga penting untuk memikirkan orang-orang yang kena dampaknya daripada memikirkan tentang harga," kata Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Joachim von Amsberg di Jakarta, Senin.Dia mengatakan, produksi minyak Indonesia sebaiknya digunakan untuk menutupi kebutuhan konsumsi masyarakat. "Sumber daya kita terbatas, sebaiknya digunakan untuk kepentingan mereka yang terkena dampak dari tingginya harga minyak dunia. Tidak perlu mencoba mempengaruhi harga pasar," jelasnya. Meski demikian, menurut von Amsberg, wacana tersebut merupakan bagian dari diskusi pemerintah dalam rangka mendistribusi dampak dari kenaikan harga minyak dunia. Sebelumnya, Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, pihaknya tengah mengkaji kemungkinan penerapan kenaikan harga BBM bertahap, misalnya sebesar 0,5 persen perbulan selama tiga atau empat tahun sehingga harga BBM domestik akan setara dengan harga BBM di pasar internasional. Menurut Paskah, kenaikan sebesar itu tidak akan memberatkan masyarakat, tetapi memberi kepastian kepada dunia usaha. Wacana tersebut, jelasnya, masih akan dibahas dengan DPR, meskipun keberadaan payung hukum, seperti UU tidak diperlukan.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008