Singapura (ANTARA News) - Harga minyak diperdagangkan di atas 132 dolar per barel, Senin, beersamaan dengan dimulainya musim berkendaraan di Amerika Serikat, sehingga produksi dikhawatirkan tidak cukup memenuhi kenaikan permintaan.
Ketatnya pasar minyak mentah membuat harga sensitif dipengaruhi berbagai faktor, termasuk faktor pelemahan mata uang dolar AS, dana-dana spekulasi, keengganan produsen minyak menaikkan produksi dan ketegangan geopolitik, kata para analis.
Dalam perdagangan Senin di Asia, kontrak berjangka minyak New York, light sweet, untuk pengiriman Juli, naik 37 sen menjadi 132,56 dolar per barel, setelah ditutup pada harga 132,19 dolar per barel di New York, Jumat.
Perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange (NYMEX) tidak terpengaruh oleh libur nasional Memorial Day di AS pada Senin ini.
Musim berkendaraan bermotor di AS, yang dimulai pada akhir pekan ini, adalah waktu di mana warga AS menghabiskan waktu liburan mereka dengan berkendaraan di jalan-jalan raya, sehingga meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di ekonomi terbesar dunia dan mempengaruhi harga global.
Minyak Brent Laut Utara di London untuk pengiriman Juli diperdagangankan pada 131,90 dolar per barel, naik 33 sen, demikian laporan AFP. (*)
Copyright © ANTARA 2008