Hanzhong, Shaanxi, (ANTARA News) - Gempa susulan berkekuatan 6,4 pada skala Richter (SR), Minggu, telah menewaskan enam orang dan melukai hampir 1.000 orang di bagian barat-daya dan timur-laut China, kata beberapa sumber pemerintah setempat. Empat orang dikonfirmasi tewas dan 20 orang lagi menderita luka serius di Kota Hanzhong di provinsi Shaanxi, China barat-laut, kata Walikota Hu Runze, Senin. Hu mengatakan keempat orang itu tewas di satu sawah di Kabupaten Xixiang, ketika gempa mengguncang. Ia mengatakan penyelidikan telah mulai dilakukan untuk mengetahui rincian kerugian akibat gempa susulan tersebut, gempa paling kuat sejak gempa berkekuatan 8,0 pada skala Richter terjadi pada 12 Mei. Di Kabupaten Qingchuan, Sichuan, pusat gempa itu, satu orang tewas dan lebih dari 700 orang mengalami cedera sementara saluran telekomunikasi terputus ke sembilan desa dan kota kecil, kata markas penanganan bencana di kabupaten itu. Kota Longnan di Provinsi Gansu di bagian barat-laut China melaporkan satu orang tewas dan 109 orang lagi cedera, 15 dalam kondisi serius. Korban tersebut tewas akibat bebatuan yang runtuh dari satu gunung. Gempa susulan itu, yang terasa di banyak bagian negeri tersebut, juga membuat tak kurang dari 270.000 rumah rusak parah. Sementara itu pemerintah China dilaporkan merencanakan untuk meledakkan batu, lumpur dan puing yang membentuk "danau gempa" sangat besar yang berbahaya, dengan harapan dapat menghindari bencana baru dua pekan setelah guncangan maut terjadi di Provinsi Sichuan. Menurut perkiraan resmi akibat gempa 12 Mei, sekarang lebih dari 6.000 orang telah tewas tapi jumlah tersebut diduga akan meningkat sementara pencarian 30.000 orang yang hilang masih berlangsung. Perdana Menteri Wen Jiabao percaya jumlah korban dapat melampaui 80.000 jiwa. Tentara China yang masing-masing membawa 10 kilogram dinamit tiba Senin di danau Tangjiashan, satu dari satu lusin danau yang terbentuk akibat gempa tersebut, guna berusaha meledakkan puing, sementara hujan lebat dan angin keras diramalkan terjadi. Penghalang danau itu terancam jebol setelah air naik hampir dua meter pada Sabtu menjadi 723 meter, hanya 29 meter di bawah bagian terendah tanggul tersebut. "Danau itu kini menampung lebih dari 128 juta meter kubik air dan dapat mengakibatkan banjir yang memporak-porandakan jika tanggul jebol," kata kantor berita resmi China, Xinhua. Mianyang, satu kota di dekat daerah yang paling parah dihantam bencana, telah kembali ke kondisi normal; toko buka dan pedagang serta pejalan kaki memenuhi jalan. Namun kebanyakan wilayah di kota tersebut tetap mengingatkan China bahwa upaya perbaikan akibat guncangan gempa akan memerlukan waktu bertahun-tahun. Stadion olah raga di kota itu dipenuhi ribuan orang dari sebanyak lima juta orang yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa. Jalan-jalan di kota tersebut dipenuhi tentara dan truk pasokan yang harus mendukung kota kecil dan desa untuk jangka panjang. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008