Jakarta (ANTARA News) - Istana Merdeka di Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, akan kembali disambangi ribuan buruh yang melakukan aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurut informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya di Jakarta, Senin pagi, pengunjuk rasa memulai aksinya pukul 09.00 WIB. Mereka berasal dari elemen Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) se-wilayah DKI Jakarta, Tangerang-Banten, dan Jawa Barat. Para buruh akan menyampaikan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berisi permintaan agar kenaikan BBM dibatalkan. Penolakan terhadap kenaikan BBM itu dipicu antara lain oleh semakin beratnya beban hidup sehari-hari yang harus ditanggung oleh kaum pekerja dan berbagai anggota masyarakat lainnya di Tanah Air. Sebelumnya, aksi yang digelar kaum buruh hingga mencapai ribuan orang itu sempat terjadi pada 1 Mei 2008, dengan pusat aksi perayaan Hari Buruh Internasional itu digelar di Istana Merdeka, Lapangan Banteng, dan Bundaran HI. Kala itu, para buruh menuntut beragam hal, antara lain agar pemerintah menaikkan upah minimum, menghapus sistem kerja kontrak, dan menurunkan beragam harga kebutuhan pokok. Selain itu, mereka juga meminta pengusaha yang melanggar UU Ketenagakerjaan segera ditindak serta pengawas pekerja yang kolusi dan tidak melaksanakan fungsinya segera diganti. Aksi yang mengusung tuntutan penolakan terhadap kenaikan BBM pada Senin (26/5) itu juga akan dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di depan Gedung DPR/MPR, dan Solidaritas Perempuan Indonesia di Bundaran HI. (*)

Copyright © ANTARA 2008