"Dalam dua hari ini kurang lebih sebanyak 48.000 liter air didistribusikan untuk Kecamatan Rongkop, salah satunya di Desa Melikan. Kita mengisi penampungan air untuk masjid dan penampungan umum milik warga," kata relawan MRI Naufal yang turut mendistribusikan air bersih di Rongkop, Gunung Kidul, Rabu.
Saat musim kemarau, menurut dia, masyarakat Rongkop yang sehari-hari berprofesi sebagai petani terpaksa menganggur karena ladang yang dimiliki tidak lagi ada air mengalir, bahkan di musim hujan sekalipun sehingga kadang dalam setahun hanya panen satu kali.
Selain itu, dalam beberapa kasus, menurut dia, tidak sedikit warga yang akhirnya memilih menjual hasil ternak mereka untuk kebutuhan sehari-hari serta digunakan membeli air dari tangki swasta.
"Kalau sudah seperti ini tinggal singkong sama pohon jati yang bertahan, sebagian warga juga sudah merantau ke Kota Yogyakarta atau ke Solo jadi buruh bangunan," kata Esdianto warga Desa Melikan, Kecamatan Rongkop.
Esdianto mengatakan sejak Maret air di wilayahnya mulai sulit. Kendati terdapat PAM milik kabupaten yang sumbernya di Wonosari tetapi airnya belum merata.
Saat ini setiap Kepala Keluarga (KK) telah membuat Penampungan Air Hujan (PAH) yang dapat menampung air kurang lebih satu truk tangki dengan volume 6.000 liter.
"Berkali-kali masyarakat di sini membuat sumur bor atau sumur galian tidak ada yang berhasil akhirnya tidak diteruskan, sebelumnya juga pernah diteliti di kedalaman 200 meter pun katanya juga tidak ada airnya," kata Esdianto.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019