Tokyo (ANTARA News) - Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan ketertarikannya untuk mempelajari penanganan korban gempa bumi di Kobe Disaster Reduction and Human Renovation Institution, mengingat masih ada ratusan warga Yogyakarta yang menderita cacat fisik dan mental akibat gempa bumi yang terjadi pada 26 Mei 2006."Saya tertarik dengan upaya yang membuat warga korban gempa tetap mandiri, walau mereka harus duduk di kursi roda sepanjang hidupnya," kata Sri Sultan saat memberikan sambutannya pada acara silahturahmi dengan jajaran KBRI Tokyo di Wisma Duta, kediaman resmi Dubes RI di Tokyo, Sabtu.Hal itu dikemukakan Sultan, sebagai jawaban atas permintaan Dubes Jusuf Anwar yang mengharapkan para jajaran KBRI Tokyo diberikan informasi mengenai situasi terakhir di tanah air. Sultan pun menceritakan maraknya aksi unjukrasa mahasiswa yang membuka kemungkinan bagi bergabungnya unsur masyarakat lainnya mengingat nasib yang kian menderita akibat kenaikan harga pangan dan kini kenaikan harga BBM. Mengenai penanganan para korban gempa, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu menjelaskan bahwa pihaknya masih harus menangani lagi para korban gempa bumi yang jumlahnya sekitar seribu orang cacat, dengan 254 orang lainnya terpaksa duduk di kursi roda. "Di Jepang inilah saya ingin mengetahui manajemen penanganan gempa, khususnya yang program-program produktif yang bisa membuat para korban tetap mandiri dalam menjalani hidupnya pasca bencana," ujar Sultan. Seusai dari Jepang, Sultan mengungkapkan dirinya bersama rombongan, beberapa bupati dan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, akan melanjutkan perjalanan ke Korea Selatan guna mempelajari keberadaan sebuah Desa Mandiri. Perjalanannya itu nantinya bisa membuat kondisi desa-desa yang terkena dampak gempa dan para korban bisa tetap mandiri. Selama di Jepang Sultan yang didampingi Bupati Gunung Kidul, Bupati Kulon Progo, Bupati Sleman, dan Walikota Yogyakarta, juga akan mengunjungi Osaka, Kobe dan Kyoto, sekaligus bertemu dengan para gubernur ketiga kota itu. Rombongan itu juga akan menggelar dialog pariwisata dengan komunitas bisnis dan industri penerbangan untuk mempromosikan Yogyakarta. Di Osaka, Sultan akan menyampaikan terimakasih atas sumbangan jembatan bekas yang diberikan ke Yogyakarta, sedangkan di Kobe rombongan akan mempelajari manajemen gempa, termasuk penanganan korban trauma akibat mengalami bencana alam. Sedangkan di Kyoto, Sultan akan melakukan pembicaraan khusus dengan Gubernur Kyoto untuk membahas program kerja dua tahunan dari kedua kota budaya tersebut, mengingat kerjasama "sister city` yang sudah memasuki tahun ke-25 (bukan yang ke-22, red).(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008