Bandung (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Panjaitan mengatakan setelah satu tahun lebih, proses normalisasi Sungai Citarum sudah mulai terlihat.

"Dulu setahun sebelum kita datang cukup parah, sekarang sudah lumayan. Dulu banyak yang pesimis sekarang kan kita lihat hasilnya," kata Luhut saat meninjau Sungai Citarum, Kabupaten Bandung, Rabu.

Menurutnya normalisasi Sungai Citarum masih dalam proses yang panjang. Maka dari itu, ia mengapresiasi ketika ada masyarakat yang turut menmenyosialisasikan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.

"Saya kira semua harus sosialiasikan ini (menjaga lingkungan), ada teman-teman dari Jerman juga relawan untuk bantu mengolah sampah. Kita juga bikin insenirator (mesin pembakar sampah) tapi ini juga bukan pilihan yang terbaik, jadi kita mesti cari solusi lain," kata dia.

Hingga saat ini, ia mengklaim bahwa proses normalisasi Sungai Citarum sudah mencapai 60 persen. Namun ia mengaku kualitas airnya masih jauh dari kelayakan.

"Enam puluh persen ini yang saya lihat tadi, belum dengan tempat lain," katanya.

Luhut mengatakan, masih ada permasalahan koordinasi yang tidak maksimal antara pemerintah daerah setempat seperti ego sektoral. Padahal peraturan presiden (Perpres) sudah menegaskan harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah daerah serta lembaga lainnya.

"Sehingga semua harus mengacu ke sana (pengoptimalan Citarum)," kata Luhut.

Dia berharap melalui koordinasi yang selaras maka target perbaikan DAS Citarum dalam tujuh tahun bisa rampung. Saat ini sudah memasuki tahun kedua untuk pemerintah agar mampu segera menyelesaikan program ini.

Pada Rabu (28/8), mulai dari pagi Luhut melakukan kunjungan ke beberapa titik DAs Citarum seperti hulu Sungai Citarum (Situ Cisanti), dilanjutkan ke terowongan air Curug Jompong, Oxbow Sungai Citarum Lama Bojongsoang dan berakhir di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu Dayeuhkolot.

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019