Judul buku saya bertajuk 'Akal Sehat' dipilih karena momentum yang tepat, bangsa diuji akal sehatnya, kita hampir pecah dan terbelahJakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menyinggung terbelahnya masyarakat di Pemilu 2019 salah satu penyebabnya adalah banyak orang-orang pintar rajin memproduksi kabar bohong atau hoaks sehingga kehilangan akal sehat.
"Judul buku saya bertajuk 'Akal Sehat' dipilih karena momentum yang tepat, bangsa diuji akal sehatnya, kita hampir pecah dan terbelah," kata Bamsoet dalam peluncuran bukunya bertajuk "Akal Sehat" di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bangsa Indonesia sedang diuji ketika pelaksanaan Pemilu 2019, masyarakat terbelah karena banyak orang-orang pintar rajin produksi hoaks sehingga kehilangan akal sehat.
Menurut dia, dalam rangkaian Pemilu 2019, tinggal satu ritual yang akan dilakukan yaitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih serta pelantikan anggota DPR RI periode 2019-2024.
"Begitu anggota DPR RI periode 2019-2024 dilantik tanggal 1 Oktober 2019 lalu presiden-wapres terpilih dilantik 20 Oktober 2019, maka selesai ritual agenda lima tahunan kita dan dilalui dengan baik," ujarnya.
Selain itu dia mengatakan, ada pemikiran-pemikiran agar sistem demokrasi yang berjalan di Pemilu 2019 apakah dievaluasi atau tetap terus dijalankan yaitu pelaksanaan Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif berjalan serentak.
Menurut dia, kalau sistem demokrasi yang saat ini dianut tetap dipertahankan maka bukan tidak mungkin demokrasi Indonesia tergantung angka, bukan memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Pascareformasi, kita adopsi sistem demokrasi yang liberal tanpa kita tahu apakah siap atau tidak. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tidak bisa menjual visi-misi, namun saat ini rakyat senang ada pemilu karena ada pemasukan bagi mereka, tidak peduli calonnya berintegritas atau tidak," katanya.
Hadir dalam peluncuran buku karya Bamsoet tersebut antara lain politisi PDIP Maruarar Sirait, Kepala BPIP Yudi Latif, dan Romo Benny Susetyo.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019