Depok (ANTARA News) - Minat orang Indonesia untuk menjadi ahli robot masih sangat kurang, padahal perhatian pemerintah untuk bidang tersebut sudah cukup baik. "Doktor-doktor untuk bidang ilmu robot di Indonesia masih sedikit sekali, termasuk dari peneliti-peneliti Universitas Indonesia," kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Bambang Sugiarto, disela-sela acara Kontes Robot Indonesia (KCI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KCRI) 2008 di Balairung UI, Depok, Sabtu. Menurut dia, ilmu robot merupakan gabungan dari ilmu komputer, teknik mesin, dan ilmu matematika."Ini merupakan keahlian yang sangat jarang dimiliki bangsa Indonesia, padahal di luar negeri ahli robot sudah sangat jauh berkembang," katanya. Dikatakannya, pemerintah saat ini menyediakan anggaran untuk beasiswa bagi warga Indonesia yang ingin menggeluti keahlian di bidang robot."Dana sudah tersedia, bahkan sudah masuk APBN, tapi minat masyarakat yang sangat kurang," katanya. Ia mengharapkan, kompetisi robot yang digelar di UI tersebut akan menumbuhkan minat mahasiswa untuk menggeluti dunia ilmu robot, sehingga nantinya industri robot di Indonesia semakin berkembang. Industri otomotif, lanjut dia, sangat membutuhkan robot untuk mengerjakan hal-hal yang sulit dilakukan oleh manusia. Perkembangan robot di dunia kata dia, seperti di Jepang telah mencapai taraf robot yang humanoid dimana sensor-sensor robot sudah bisa mengenali barang disekitarnya. Lomba KCI dan KCRI 2008 yang digelar UI mengambil tema Panjang Pinang yang selaras dengan tema Asia Pasific Broadcasting Union (ABU) Robocon 2008 yaitu Govinda dan tema KRCI 2008 adalah Robot Cerdas Pemadam Api. Kompetisi robot tahun ini dilakukan secara bertahap dimulai dengan Kontes regional di empat wilayah yaitu Pekanbaru, Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya. "Pemenangnya akan mewakili Indonesia di ABU Robocon 2008 yang berlangsung di Pune, India pada 30 Agustus 2008 dan berkompetisi dengan 20 tim robot luar negeri," jelasnya. Kontes robot di UI d

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008