Jakarta (ANTARA) - Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat RI menggelar rapat kerja bersama Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dan Bank Indonesia guna membahas RUU APBN Tahun Anggaran 2020.
Rapat yang semula dijadwalkan pukl 10.00 WIB tersebut baru dimulai sekitar pukul 11.30 WIB oleh Ketua Badan Anggaran DPR Kahar Muzakir. Sejumlah pejabat yang hadir, antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati didampingi Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Direktur Jenderal Anggaran Askolani, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti.
"Agenda pertama penyampaian dan pengesahan rancangan jadwal acara RUU APBN Tahun 2020 kemudian dikuti penyampaian pokok-pokok RUU APBN Tahun 2020 oleh Pemerintah dan Bank Indonesia," kata Ketua Banggar DPR Kahar Muzakir di Ruang Banggar DPR Senayan, Jakarta, Rabu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa RAPBN Tahun 2020 disusun untuk mengakselerasi daya saing melalui inovasi dan kualitas sumber daya manusia.
Beberapa hal baru yang bersifat strategis dan dimasukkan dalam RAPBN 2020 adalah insentif perpajakan untuk mendukung kualitas SDM. Kebijakan yang sudah diluncurkan pemerintah dalam bentuk pengurangan pajak, yakni super deductible tax untuk mewujudkan percepatan vokasi dan litbang.
Sementara itu dalam lingkup ekonomi makro, dalam RUU APBN 2020, Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi akan berada pada tingkat 5,3 persen dengan konsumsi dan investasi sebagai motor penggerak utamanya. Inflasi akan tetap dijaga rendah pada tingkat 3,1 persen untuk mendukung daya beli masyarakat.
"Perekonomian Indonesia masih akan terjaga dari sisi konsumsi, investasi kita harapkan terjadi peningkatan terutama pada Semester-II dengan adanya capital inflow," kata Sri Mulyani.
Kedua, di tengah kondisi eksternal yang masih dibayangi oleh ketidakpastian, nilai tukar Rupiah diperkirakan berada di kisaran Rp14.400 per dolar AS.
Pemerintah yakin investasi terus mengalir ke dalam negeri, karena persepsi positif atas Indonesia dan perbaikan iklim investasi. Dengan demikian, suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan berada di tingkat 5,4 persen.
Ketiga, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan sekitar 65 dolar AS per barel. Dengan sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai dinamika global, Pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak dan komoditi global.
Keempat, melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam, termasuk minyak dan gas bumi. Target lifting minyak dan gas bumi di tahun 2020 diasumsikan masing-masing sebesar 734 ribu barel dan 1,19 juta barel setara minyak per hari.
Seluruh gambaran perkiraan indikator ekonomi makro di atas menjadi dasar dalam penyusunan RAPBN tahun 2020.
Baca juga: Legislator ingin RAPBN 2020 fokus benahi kualitas SDM
Baca juga: Kadin: RAPBN 2020 rasional
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019