"Riset tidak cukup, publikasi tidak cukup. Maka bagaimana riset, publikasi yang bisa menghasilkan prototipe, inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat," ujar Menristekdikti Mohamad Nasir di Denpasar, Bali, Rabu.
Nasir terus mendorong hadirnya hilirisasi dan komersialisasi hasil riset kepada dunia usaha. Menristekdikti juga memberikan apresiasi kepada enam lembaga pemerintah non-kementerian (LPNK) yang berada di bawah koordinasi Kemenristekdikti, yang selalu mendorong kontribusi dalam inovasi bangsa. Sehingga pada Tahun 2019 terdapat perubahan yang sangat signifikan dalam riset dan inovasi.
"Dulu perusahaan rintisan atau inovasi yang dihasilkan para peneliti Indonesia selalu berada di bawah di Asia Tenggara, bahkan patennya rendah. Saya waktu itu membandingkan dengan Iran, mereka mengembangkan perusahaan rintisan dari Tahun 2004-2014, berapa inovasi yang dihasilkan dalam 10 tahun? Mereka menghasilkan 1.000 perusahaan rintisan," ujar Nasir.
Dia menambahkan pada awal kepemimpinannya, jumlah perusahaan rintisan hanya 15 perusahaan dalam setahun. Namun pada Tahun 2019, perusahaan yang sudah dibangun, baik oleh perguruan tinggi, LPNK, masyarakat dan industri yang sudah tercipta sebanyak 1.350 startup selama lima tahun.
"Saya berharap penghargaan ini, dapat menjadi inspirasi bagi yang lain. Saya ucapkan selamat kepada semua penerima," ujar Menristekdikti.
Menteristekdikti juga mengajak agar kegiatan Hakteknas terus disosialisasikan ke daerah, sehingga dirinya menginisiasi sejak Tahun 2016, Hakteknas digelar di daerah-daerah. Ternyata atensi publik terhadap riset dan inovasi semakin meningkat.
"Sejak Tahun 2016, kami lakukan di luar kota, yakni Surakarta. Ada kenaikan inovasi daerah mulai muncul. Kemudian Tahun 2017 di Makasar. Tahun 2018 di Pekanbaru, Riau. Kali ini di Bali. Harapan saya bisa terus disosialisasikan ke daerah lain, untuk mendorong inovasi daerah," harapnya.
Ketua Pelaksana Anugerah IPTEK dan Inovasi Jumain Appe menyebutkan penghargaan ini menjadi langkah Kemenristekdikti dalam memberikan motivasi bagi masyarakat untuk berinovasi bagi kemajuan bangsa.
"Hal itu dikarenakan hanya dengan menguasai iptek dan Inovasi, kita menjadi bangsa yang maju dan mandiri," kata Jumain yang juga menjabat sebagai Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti itu.
Selain juga, dengan iptek dan inovasi bertujuan untuk membangun iklim kondusif penguatan dan pengembangan inovasi. Serta memberikan dorongan kepada para pelaku inovasi, baik individu, organisasi, maupun lembaga agar dapat terpacu dalam mewujudkan ide kreatif dalam penciptaan nilai tambah, baik sebagai individu maupun melalui kemitraan dan kerja sama antar unsur inovasi.
Tahun ini pelaksanaan Anugerah Iptek dan Inovasi dilakukan melalui seleksi yang terpisah untuk kategori Budhipraja Kabupaten dan Kota. Seleksi Budhipura diikuti oleh 25 provinsi, Budhipraja Kabupaten 120 kabupaten, Budhipraja Kota sebanyak 29 kota, sedangkan Widyapdhi 570 perguruan tinggi, Adhiyudha untuk kategori BUMN 4, dan swasta 11 industri.
"Sejak 2018, seleksi penilaian menggunakan instrumen baru yakni indeks daya saing daerah, yang memiliki empat penilaian dari segi penguatan infrastruktur, sumber daya manusia, pasar dan ekosistem inovasi," katanya.
Berikut ini, penghargaan PT yang menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), yakni Universitas Atmajaya dan Universitas Kristen Veteran. Kemudian kategori politeknik yang menerapkan SPMI, yakni Politeknik Negeri Bandung dan Politeknik Negeri Jakarta. Untuk kategori Sekolah Tinggi, yakni Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan kategori institut, yakni Institut Transportasi Logistik Trisakti.
Untuk penerima Budhipura diraih Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Kemudian Budhiparaja Kota, yakni Cimahi, Tegal, dan Tarakan.
Untuk kategori Budhipraja Kabupaten, yakni Luwu Utara, Wonogiri, dan Kulonprogo. Untuk kategori Widyapdhi Universitas subkategori manajemen inovasi, yakni Universitas Hasanuddin, Universitas Telkom dan Universitas Padjadjaran.
Ketagori Widyapadhi Institut subkategori institut, yakni Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan Institut Teknologi Sepuluh November.
Kategori Widyapadhi Politeknik Subkategori Manajemen Inovasi yakni Politeknik Negeri Semarang, Politeknik TEDC, dan Politeknik Caltex.
Kategori Widyapadhi Politeknik subkategori Produk Inovasi yakni Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Politeknik Negeri Malang, dan Politeknik Indonusa Surakarta.
Kategori Prayoga Sala, yakni Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaha Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Peringkat IPT diraih Pupuk Kaltim, dan PT Pindad. Kategori budaya BUMS diraih PT Zenith Allmart Precisindo, PT Xirca Silicon Technology dan PT SamuderaLuas Paramacitra.
Kategori Labdha Kretya Subkategori Kerekayasaan diraih Eko Handoko dan Tim “Rekayasa Mesin Serut Bambu Multifungsi 3 in 1”, Ihsan Hakim dan Tim “Bending 3 Axis Man-Tech”, dan Komunitas Lingkar Literasi Studi Tjokro “Mas Jawa T-Netra.
Kategori Labdha Kretya subkategori Pengembangan Sumber Daya Alam diraih I Made Sumasa “Pembenihan Kepiting Bakau Produk Makanan Berbasis Bakau, Kuliner dan Ekowisata Hutan Bakau” diraih Yadi “Roti Goplek Inagiri", dan Muhammad Sobri “Bioreaktor Kapal Selam”.
Kategori Widya Kridha Subkategori menghasilkan produk inovasi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat yakni ITB Innovation Park.
Subkategori menghasilkan Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (Start up Berbasis Teknologi) yakni IPB Science Techno Park. Subkategori memberikan Layanan Teknologi kepada Industri UGM Science Techno Park.
Baca juga: Nasir buka 18 kegiatan ilmiah di Bali peringati Hakteknas ke-24
Baca juga: Menristekdikti harapkan dana abadi dapat tembus Rp30 triliun
Baca juga: Menristekdikti: inovasi startup akan dipamerkan di Hakteknas 2019
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019