Surabaya (ANTARA News) - Panglima Daerah Militer (Pangdam) V Brawijaya, Mayjen TNI Bambang Suranto, menyatakan bahwa Jawa Timur (Jatim) saat ini bagi pihaknya termasuk dalam keadaan siaga satu menghadapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Sesuai instruksi Panglima TNI, seluruh pasukan siaga satu menghadapi kemungkinan kerusuhan saat kenaikan harga BBM," kata Bambang saat rapat Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Jatim di Surabaya, Jumat. Kendati sudah siaga satu, kata Pangdam, tidak semua pasukan harus di lapangan. "Semua ada di homebase, dan siap untuk digerakkan, mulai truknya sampai peralatan yang dibutuhkan," katanya. Menurut dia, polisi memang sepertinya sendirian, karena prosedurnya memang demikian. "Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 memang TNI hanya menjalankan fungsi Hankam. Namun, TNI siap membantu Pemda dan polisi pada operasi selain perang. Jadi, kalau Polwil belum minta, kami tidak maksimal," katanya. Tetapi, lanjut dia, begitu Kpolisian Wilayah (Polwil) mengatakan kalau tidak dibantu TNI berada di posisi membahayakan, maka TNI akan membantu sesuai prosedur. Sehingga, ia mengemukakan, ketidakhadiran TNI saat Polri mengatasi kerusuhan, bukannya tidak ada, namun sesuai fungsinya. "Ini agak dilematis, kadang-kadang kehadiran TNI di tengah-tengah Polri hanya memperbesar kekuatan. Kami ndak boleh melakukan apa-apa, tetapi hanya memperkuat polisi," katanya. Jenderal berbintang dua itu mengemukakan, kondisi keamanan di Jatim masih kondusif. "Waktu pengamanan RI 1. Semula RI 1 akan bermalam di Sulawesi, namun ternyata di Surabaya, ini menunjukkan keamanan di Jatim masih kondusif. Saya belum melihat ada upaya dari luar, beberapa BEM diajak diskusi mereka menerima untuk tidak demo," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008