Jakarta (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) tahun buku 2007 mencatat laba bersih sebesar Rp12,9 triliun atau melonjak 16,8 persen dibanding tahun 2006 sebesar Rp11 triliun. "Kenaikan laba didorong pertumbuhan pendapatan perusahaan di semua jenis bisnis perusahaan, terutama pada layanan seluler, multimedia yang tumbuh rata-rata dua digit," kata Dirut Telkom, Rinaldi Firmansyah, saat menyampaikan paparan Kinerja Keuangan Tahun 2007, dan Kuartal I 2008, di Gedung Telkom, Jakarta, Jumat. Selama tahun lalu, perseroan berhasil meningkatkan pendapatan operasional sebesar 15,9 persen menjadi Rp59,4 triliun, dari tahun sebelumnya Rp51,3 triliun. Layanan seluler memberikan kontribusi terhadap pendapatan Telkom, mencapai Rp22,6 triliun, naik 9,8 persen dari pendapatan tahun sebelumnya, pendapatan telepon tetap sebesar Rp11 triliun, sedangkan dari data dan internet tercatat Rp14,7 triliun atau tumbuh 62 persen dibanding tahun 2006. "Secara keseluruhan seluruh lini usaha Telkom tumbuh signifikan selama tahun 2007 tumbuh, kecuali layanan suara pada bisnis telepon tetap yang turun hingga sekitar 9 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Rinaldi. Seperti di sejumlah negara, bisnis layanan telepon tetap dari tahun ke tahun mengalami penurunan seiring dengan perubahan gaya hidup berkomunikasi masyarakat yang mengarah kepada telepon bergerak. Namun ujarnya, perseroan tetap melakukan revitalisasi layanan telepon tetap seperti meningkatkan kapasitas dengan mengganti jaringan kabel sehingga tidak saja melayani pelanggan perorangan tetapi diarahkan untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan korporasi. Selama tahun 2007, kinerja Telkom dibayang-bayangi tiga hal yaitu pengalihan spektrum frekuensi FWA dari 1.900 Mhz menjadi 800 Mhz, vonis Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tentang kepemilikan silang saham Telkomsel, dan pembukaan kode akses Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) di sejumlah kota. "Namun, semua isu penting yang mempengaruhi industri telekomunikasi tersebut bisa dilalui terlihat dari pertumbuhan performa keuangan yang dapat dijaga pada level dua digit," ujar Rinaldi. Ia juga menambahkan, prospek bisnis yang terus meningkat juga tercermin dari margin laba bersih sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (Ebitda) net pada kuartal I 2008 yang masih tinggi pada level 62,1 persen.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008