Saat ini, perusahaan rintisan berbasis teknologi di Indonesia yang sukses di pasar masih sekitar satu persen

Denpasar (ANTARA) - Ilham Akbar Habibie yang merupakan putera dari Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie mengatakan, bonus demografi akan memiliki dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia jika memiliki daya inovasi.

"Bonus demografi itu perlu ditambahkan, menekankan daya inovasinya karena anak muda berada di usia tertentu mereka bukan saja produktif, konsumtif, tapi juga inovatif karena mereka berani untuk mencoba dan punya banyak ide," kata Ilham dalam peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24, Bali, Selasa.

Dengan daya inovasi, maka Indonesia juga dapat keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah atau dari middle income trap suatu keadaan ketika suatu negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah, tetapi terperangkap, tidak dapat keluar dari tingkatan tersebut untuk menjadi negara maju.

"Untuk mewujudkan ekonomi berbasis inovasi, maka perlu lebih banyak inovasi strategis yang diciptakan, dan di sinilah peran putera-puteri Indonesia untuk berkiprah produktif dan inovatif.

Ilham yang meraih gelar insinyur hingga doktor pada teknik penerbangan di Universitas Munich, Jerman, menuturkan inovasi-inovasi yang dilahirkan harus disesuaikan dengan keperluan Indonesia dan global sehingga lebih berkualitas dan memenuhi kebutuhan nasional, serta dapat diterima pasar negara-negara lain bahkan dunia.

Baca juga: Nasir buka 18 kegiatan ilmiah di Bali peringati Hakteknas ke-24


Selain peningkatan daya inovasi bangsa, penting juga menyiapkan ekosistem yang lebih kuat bagi perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi sehingga mereka dapat bertahan dan berkembang di pasar.

Perusahaan rintisan yang tumbuh dengan baik akan menciptakan berbagai lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia, dan berkontribusi positif bagi peningkatan ekonomi bangsa.

Saat ini, perusahaan rintisan berbasis teknologi di Indonesia yang sukses di pasar masih sekitar satu persen dari total, yang berarti 99 persen tidak sukses.

Untuk itu, berbagai suntikan dukungan untuk pengembangan produk teknologi dan inovasi serta keberlanjutan bisnis startup harus terus diberikan untuk memperkuat startup-startup yang berkompetisi di pasar.

Perusahaan-perusahaan rintisan yang sukses juga dapat membina dan mengajak lebih banyak usaha kecil dan menengah sehingga dapat membesarkan perusahaan-perusahaan tersebut dalam ekosistem bisnis yang lebih baik.

"Perlu adanya ekosistem di sekitar startup yang lebih kuat," tuturnya.


Baca juga: Milenial berkontribusi bawa Indonesia keluar dari "middle income"
Baca juga: Nasir luncurkan satu PT swasta indonesia yang dipimpin rektor asing

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019