Tahun ini tanaman tembakau tumbuh baik lantaran cuaca sangat pas
Gunung Kidul (ANTARA) - Ratusan hektare tanamam tembakau di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap dipanen dengan kualitas  sangat bagus.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan tanaman tembakau tumbuh baik di sejumlah kecamatan seperti Wonosari, Paliyan, Panggang, Purwosari, Ngawen dan Semin.

"Tahun ini tanaman tembakau tumbuh baik lantaran cuaca sangat pas. Artinya, musim kemarau yang terjadi tidak banyak diguyur hujan deras, sehingga daun tembakau tidak mengalami kerusakan. Saat ini, tanaman tembakau siap dipanen," katanya.

Ia mengatakan luas lahan tanaman tembakau di Gunung Kidul luasanya berubah. Namun setiap tahunnya, tembakau menjadi tanaman andalan petani saat musim kemarau tiba.

"Luasan lahan antara 400 sampai 600 hektare. Tidak pasti, selalu berubah-ubah," kata Bambang.

Ia menjelaskan tembakau tidak butuh air banyak, ini kemaraunya baik. Para petani kalau mengairi tembakaunya pakai air sumur atau air tampungan di sekitar sawah.

Bambang menambahkan, kesuksesan hasil panen tembakau di tunjukan oleh salah satu kelompok tani di wilayah Ngawen. Dilokasi tersebut satu kelompok mampu menjual tembakau hingga miliaran rupiah.

"Satu kelompok dapat Rp24 miliar kalau tidak salah. Harga tembakau saat ini bagus bisa sampai Rp90 ribu per kilogram tembakau rajang," ungkap dia.

Lebih lanjut dikatakan, para petani sendiri telah memiliki pasar yang jelas. Beberapa dari mereka telah menjalin kerjasama dengan perusahaan rokok dan sebagian lagi memiliki langganan dari pengepuo di wilayah Jawa dan Sumatera.

"Ada yang kontrak dengan PT, ada yang diambil pembeli dari Garut dan Sumatera karena tembakau kita masih disukai," jelas dia.

Untuk tanaman tembakau sendiri, lanjut Bambang, tidak memiliki potensi kerugian akibat adanya hama. Namun bisa saja, harga tembakau hancur ketika hujan terus turun ketika musim kemarau terjadi.

"Kalau hama tidak ada, ya ada tapi tidak signifikan. Biasanya daun rusak kalau kebanyakan air," kata dia.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019