Denpasar (ANTARA) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengaku yakin integrasi antara peneliti dan perekayasa akan meningkatkan budaya riset di Tanah Air.
"Dalam UU Sistem Nasional Iptek, yang mana peneliti dan perekayasa terintegrasi, tujuannya untuk meningkatkan invensi dan inovasi. Dengan terintegrasinya peneliti dan perekayasa, maka kami harapkan budaya meneliti semakin baik," ujar Menristekdikti di sela-sela peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) di Denpasar, Bali, Selasa.
Dengan integrasinya hal itu, Menristekdikti mengatakan bahwa riset yang ada di seluruh kementerian atau bagian penelitian atau pengembangan di kementerian akan diintegrasikan.
Hal tersebut sesuai dengan amanat dari UU Sisnas Iptek tersebut, yang mana harus ada satu badan yang mengintegrasikan riset-riset tersebut.
"Bapak Presiden Jokowi mengapresiasi hal itu, dan akan menjadikan badan riset nasional setingkat menteri," katanya.
Meski demikian, Nasir mengaku belum mengetahui apa nama badan riset itu dan siapa yang akan menjabat badan riset tersebut. Ia menyerahkan hal tersebut sepenuhnya pada Presiden Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Menristekdikti juga menambahkan tidak hanya riset yang didorong, tetapi juga inovasi. Menurut dia, UU Sisnas Iptek merupakan ujung tombak penelitian pada masa yang akan datang. Oleh karenanya tema yang diangkat adalah menyosialisasikan UU tersebut.
Pemerintah juga menganggarkan dana abadi untuk riset. Pada 2019 dianggarkan dana abadi riset sebesar Rp999 miliar, kemudian pada 2020 diusulkan anggaran naik menjadi Rp5 triliun. Ia menargetkan anggaran tersebut bisa naik hingga Rp30 triliun pada tahun-tahun berikutnya.
Baca juga: UGM undang profesor internasional tingkatkan kualitas riset
Baca juga: Presiden Berjanji Tingkatkan Anggaran Riset Iptek
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019