Jakarta, (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono siap tidak populer karena kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi agar perekonomian negara tetap dalam kondisi yang baik, kata juru bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng.
"Presiden menaikkan BBM ini adalah resiko politik yang harus diambil oleh beliau. Beliau lebih meresikokan karier dan popularitas politiknya serta lebih penting menyelamatkan ekonomi negara. Itu yang lebih penting bagi presiden," kata Andi saat menerima delapan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, walaupun keputusan ini lebih berat, tetapi pemimpin harus mengambil keputusan. Keputusan itu untuk kepentingan rakyat dan jika perlu mengorbankan popularitas pribadi.
Ia juga mengatakan bahwa pihaknya telah menerima masukan dari mahasiswa dan telah berdiskusi mengenai beberapa hal seperti rencana kenaikan harga BBM bersubsidi dan kebijakan program penyaluran Bantuan Tunai Langsung (BLT).
"Presiden tentu saja juga sama-sama ingin mementingkan rakyat dan mencari cara terbaik bagi rakyat dan mudah-mudahan kawan-kawan ini bisa mengerti," tegasnya.
Sementara itu ketika disinggung kapan keputusan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, ia menyatakan, Presiden masih membahas dengan sejumlah menteri dan mendengarkan laporan dari para menteri mengenai kesiapan dan perkembangan terakhir.
"Pokoknya kemarin para menteri sudah melaporkan kepada Presiden bahwa semua ersiapan BLT sudah siap tinggal ada beberapa catatan-catatan presiden. Hari ini akan dilaporkan lagi dan catatan itu akan dibereskan. Kalau sudah dibereskan tentu saja akan ada kebijakan yang diambil," katanya.
Sementara itu perwakilan BEM UI, Ichsan mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit mulai pukul 11.30 WIB tersebut, ia mendapatkan penjelasan tentang langkah pemerintah dari Andi Mallarangeng.
"Diskusi tadi cukup singkat dan kita bilang belum puas karena belum ada ujung dari diskusi tadi untuk kenaikan BBM sendiri. Pernyataan kami sudah jelas dan kami tetap menolak kenaikan BBM. Kalau pemerintah lebih serius lagi kita bisa mendukung kebijakan pemerintah," katanya.
Dalam kata akhirnya, BEM UI menyatakan tetap menolak rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan pada Jumat (23/5) malam pukul 19.00 WIB di ruang rapat utama gedung Sekretariat Negara akan melangsungkan sidang kabinet terbatas. Agenda yang dibicarakan diperkirakan terkait program penyaluran BLT dan rencana kenaikan BBM bersubsidi. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008