Jakarta (ANTARA News) - Jumlah bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp100 ribu/bulan/rumah tangga miskin dirasakan oleh sejumlah warga miskin di DKI Jakarta masih tidak memadai untuk kehidupan mereka sehari-hari, apalagi sebagai modal usaha baru. "Jumlah BLT masih kurang, soalnya saya sendiri sudah sekitar lima bulan ini tidak memiliki penghasilan," kata warga Pondok Betung, Sa`alih (50), di Jakarta, Jumat. Menurut dia, dana sekitar Rp100 ribu per bulan tidak akan cukup untuk membiayai kehidupan keluarganya yang berjumlah tujuh orang, yakni istri dan lima anaknya. Lelaki yang bekerja sebagai kuli bangunan itu mengutarakan harapannya agar dana BLT tidak dibagi dalam beberapa tahap, tetapi dibagikan dalam satu tahap saja. Bila langsung dibagikan seluruhnya, ujar Sa`alih, maka kemungkinan besar akan terdapat modal yang cukup untuk berbagai bisnis kecil-kecilan seperti berdagang es keliling. Senada dengan Sa`alih, Mansur (45), warga Pesanggarahan, mengatakan, jumlah uang BLT yang diterima tentu masih jauh dari harapannya yang ingin dapat menghidupi seluruh anggota keluarganya dengan layak. Namun, Mansyur yang bekerja serabutan antara lain sebagai tukang sampah ini mengaku sebagai rakyat kecil hanya bisa dapat pasrah dan menerima saja segala keputusan pemerintah. Sebelumnya, Sekretaris Jendral Departemen Sosial, Chazali Situmorang pada Rabu (21/5) menjelaskan pemerintah sudah menyalurkan sebagian dana BLT yang akan dibagikan kepada rumah tangga miskin di seluruh Indonesia melalui kantor pusat PT Pos Indonesia (Persero). "Sudah disalurkan ke kantor PT Pos pusat Rp4 triliun untuk penyaluran bantuan tiga bulan pertama kepada seluruh rumah tangga miskin di 33 provinsi. Kantor PT Pos pusat selanjutnya akan langsung menyalurkannya ke kantor cabang untuk diserahkan kepada rumah tangga miskin setelah waktu penyaluran ditetapkan," kata Chazali. Dana yang dialokasikan pemerintah pada 2008 untuk pemberian bantuan langsung tunai sebesar Rp100 ribu/bulan/rumah tangga miskin bagi sekitar 19,1 juta rumah tangga miskin total sebanyak Rp14,1 triliun. Menurut Chazali, bantuan itu rencananya diserahkan dalam dua tahap, bantuan untuk tiga bulan pertama (Rp300 ribu/rumah tangga miskin) akan diserahkan awal Juni dan bantuan untuk empat bulan terakhir (Rp400 ribu/rumah tangga miskin) diserahkan bulan September. (*)
Copyright © ANTARA 2008