Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah, Jumat pagi, melemah 15 poin menjadi Rp9.330/9.340 per dolar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya Rp9.315/9.337, karena pelaku pasar masih membeli dolar AS. "Penurunan mata uang Indonesia maupun mata uang Asia lainnya tak terlepas dari gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia," kata Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta. Dikatakannya, rupiah kemungkinan akan terus terpuruk, karena sentimen negatif dari internal maupun eksternal masih berlanjut. Aksi mogok mahasiswa yang menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) masih berlanjut, akibat gejolak harga minyak mentah dunia yang semapt mencapai 135 dolar AS per barel, katanya. Kenaikan harga BBM sebesar 30 persen, menurut dia, akan memberikan dampak negatif seperti pertumbuhan ekonomi yang melambat, inflasi yang tinggi dan merosotnya daya beli masyarakat. Meski Indonesia telah mendapat pinjaman dana segar sebesar Rp21 triliun dari kreditor asing, namun pinjaman itu akan semakin memberat beban utang di masa depan, katanya. Bank Indonesia (BI) sendiri, lanjut dia, menginginkan nilai tukar rupiah dapat menguat di bawah Rp9.300 per dolar AS, karena hal itu lebih mencerminkan kekuatan fundamental ekonomi Indonesia saat ini. Nilai itu sesuai dengan fundamental ekonomi kita yang masih bagus," ujarnya. Menurutnya, fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih bagus tercermin dari pertumbuhan ekonomi kwartal pertama yang tercatat sebesar 6,3 persen serta kinerja ekspor yang tetap tinggi meski permintaan dari Amerika Serikat mulai menurun. "Pertumbuhan ekonomi kwartal I di luar prediksi, begitu pun kwartal kedua juga diperkirakan tidak jauh dari `base line` BI sebesar 6,0 - 6,1 persen," katanya. Ia mengatakan, koreksi terhadap rupiah saat ini hanya sementara itu, namun mata uang lokal itu masih berpeluang untuk kembali menguat. "Kami optimis rupiah masih ada potensi untuk kembali menguat, setelah pemerintah dapat mengatasi gejolak kenaikan harga minyak mentah dunia," katanya. Sementara itu dolar AS terhadap yen stabil yang mencapai 104,03 setelah awal pekan ini sempat mencapai 103 yen. Euro terhadap dolar AS mencapai 1,5731 sedikit berubah dari 1,5800 dan euro terhadap yen 163,70. (*)

Copyright © ANTARA 2008