Kami sudah mengeluarkan peringatan kepada para nelayan di wilayah Semarang dan sekitarnya, untuk mewaspadai cuaca ekstrem saat pancaroba agar tetap aman ketika melaut, serta tidak sampai terjadi kecelakaan di perairanSemarang (ANTARA) - Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang mengingatkan nelayan dan pelaku jasa pelayaran untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi saat musim perubahan dari kemarau ke hujan atau pancaroba.
"Kami sudah mengeluarkan peringatan kepada para nelayan di wilayah Semarang dan sekitarnya, untuk mewaspadai cuaca ekstrem saat pancaroba agar tetap aman ketika melaut, serta tidak sampai terjadi kecelakaan di perairan," kata Kepala Bidang Lalu Lintas KSOP Kelas I Tanjung Emas Senarang Nanang Afandi di Semarang, Selasa.
Menurut dia, peringatan tersebut disampaikan menyusul keluarnya prakiraan Badan Meteorologi, Klimatoligi dan Geofisika (BMKG) bahwa musim hujan akan terjadi pada November-Desember tahun 2019 ini.
Baca juga: KSOP Tarakan imbau nelayan dan operator pelayaran waspada
Saat peralihan musim tersebut, lanjut dia, biasanya terjadi gelombang tinggi dan angin kencang di perairan laut yang bisa mengganggu serta membahayakan pelayaran.
"Karena menimbulkan potensi yang membahayakan maka nelayan dengan kapal-kapal berukuran kecil maupun kapal penyeberangan diminta mewaspadai tinggi gelombang dan kecepatan angin sebelum melaut," ujarnya.
Saat terjadi cuaca ekstrem yang disertai gelombang tinggi, KSOP akan menginstruksikan seluruh nelayan maupun pelaku jasa pelayaran untuk tidak atau menunda pelayaran.
Baca juga: Kemenhub kenalkan program Syahdu untuk wujudkan keselamatan pelayaran
Ia menegaskan KSOP Tanjung Emas Semarang akan terus memberikan informasi terkini terkait dengan prakiraan cuaca kepada nelayan dan pelaku jasa pelayaran di kantor otoritas setempat.
"Jadi ketika cuaca ekstrem, kita akan lihat daerah laut mana yang gelombangnya tinggi, kalau ada kapal yang akan melintasi daerah itu, maka kita akan upayakan untuk ditunda sementara, sampai benar-benar aman," katanya.
Baca juga: Dirjen: Penerapan AIS kapal agar laut tak seperti hutan belantara
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019