Jerat menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa di Indonesia, seperti harimau, badak, gajah, dan satwa lainnya.
Bandarlampung (ANTARA) -
Wakil Gubernur Lampung meminta anggota Pramuka bersama pemerintah untuk mengedukasi dan menggalakkan gerakan "sapu bersih" perangkap atau jerat satwa di seluruh kawasan hutan daerah setempat.
"Kontribusi nyata yang dapat kita lakukan adalah berpartisipasi aktif menghentikan perdagangan satwa liar yang dilindungi. Saya berharap Pramuka ikut berkolaborasi bersama pemerintah menggalakkan gerakan melawan jerat, karena jerat ini mengancam keberadaan satwa liar kita," katanya di Bandarlampung, Selasa.
Menurut dia, jerat menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa di Indonesia, seperti harimau, badak, gajah, dan satwa lainnya.
Perangkap tersebut, kata dia, menjadi berbahaya karena tidak memiliki target spesifik, dan satwa apa pun yang bukan sasaran bisa menjadi korbannya.
Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim berencana menghadiri peringatan Hari Pramuka ke-58 Tahun 2019 yang akan dilaksanakan di Kwartir Cabang Lampung Barat, yakni di Stadion Bumi Skala Bekhak, pada 29 Agustus 2019.
Sementara itu, Ketua Kwarda Lampung Idrus Effendi menginformasikan rangkaian Hari Pramuka Daerah Lampung ke-58 meliputi kemah bersama oleh Pramuka Kwarcab Lampung Barat, kirab panji Gerakan Pramuka dari Bandarlampung menuju Liwa, ulang janji dan renungan suci, dan puncaknya apel besar Hari Pramuka, 29 Agustus 2019.
Peringatan Hari Pramuka yang bertema "Bersama Seluruh Komponen Bangsa Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI", juga dilaksanakan kegiatan donor darah, ziarah/tabur bunga, straksi gamolan, penanaman pohon, tur kota, dan penyerahan sertifikat akreditasi.
Baca juga: KLHK gencarkan operasi pembersihan jerat satwa dilindungi
Baca juga: Pramuka bantu korban tsunami Selat Sunda
Baca juga: FKL temukan 4.542 jerat satwa liar di Leuser
Pewarta: Agus Wira Sukarta
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019