Jakarta (ANTARA News) - Polda Metro Jaya menunggu hasil visum dokter menyusul informasi yang menyebutkan seorang mahasiswa menjadi korban luka tembak dalam unjukrasa menentang kenaikan harga BBM di depan Gedung DPR, Jakarta, Rabu (21/5). "Polisi berupaya untuk mendapatkan hasil visum sebab dari sinilah akan diketahui apakah benar luka itu akibat terkena peluru atau yang lainnya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ketut Untung Yoga Ana, di Jakarta, Kamis. Yoga Ana mengatakan, jangankan luka di bagian dalam, luka tergores akibat peluru saja dapat dibuktikan secara medis. "Secara ilmu forensik pun juga dapat dibuktikan apakah itu luka gores karena peluru atau bukan," katanya. Dikatakannya, Polda Metro Jaya akan menyelidiki informasi ini untuk memastikan ada tidaknya unsur tindak pidana dalam kasus ini dan siapa pun yang terlibat akan diambil tindakan secara hukum. "Menyebutkan adanya luka tembak itu tidak boleh asal sebut. Darimana dia tahu kalau itu luka tembak," ucapnya. Yoga Ana menegaskan, polisi yang mengamankan aksi unjuk rasa tidak dibekali dengan senjata api dan senjata tajam. Polisi hanya dibekali dengan tameng, pentungan, gas air mata dan water canon (mobil penyemprot air). Senada Yoga Ana, Kepala Bidang Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Bambang Kuncoko menegaskan tidak ada tembakan saat polisi mengamankan unjukrasa mahasiswa. (*)
Copyright © ANTARA 2008