Jakarta (ANTARA News)- Pengamat Pasar uang, Edwin Sinaga, mengatakan pelantikan Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia menggantikan Burhanuddin Abdullah dinilai biasa saja, karena hanya merupakan seremonial saja. "Pasar bukan menunggu pelantikannya, melainkan program kerja yang akan dilaksanakan dan memberikan nilai positif terhadap pasar," kata Edwin Sinaga di Jakarta, Kamis. Dikatakannya, Boediono yang memiliki segudang pengalaman dan merupakan salah satu menteri yang cukup senior dalam kabinet Indonesia Bersatu diharapkan dapat membawa ekonomi nasional tumbuh lebih baik dan cepat. "Kita membutuhkan orang seperti Boediono yang memiliki kredibilitas tinggi dan mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik," ucapnya. Tantangan utama bagi Boediono, katanya, adalah inflasi yang tinggi dan mampu menerapkan manajemen risiko. Pengendalian laju inflasi agar tetap berada satu digit dapat dilakukan melalui kebijakan moneter, katanya. Yang lebih penting, kata Edwin, dia harus mampu mendorong perbankan melaksanakan fungsi intermediasi, terutama kepada sektor ekonomi produktif. Menurut dia, tantangan Boediono memang sangat berat karena suku bunga acuan (BI Rate) kemungkinan juga akan bergerak naik, terpicu oleh laju inflasi yang tinggi. Kenaikan BI Rate itu juga akan mendorong perbankan lebih suka menempatkan dananya di instrumen BI, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), katanya. Kondisi ini juga mengakibatkan masyarakat sulit untuk memegang rupiah karena nilai tukar mata uang Indonesia makin tergerus. Kenaikan harga minyak mentah merupakan salah satu faktor makin terpuruknya rupiah akibat kian meningkatnya kebutuhan dolar AS, tuturnya. Karena itu, menurut dia, pasar menunggu gebrakan yang memberikan nilai positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Apabila ini semua dapat dilakukan dengan benar dan baik, maka figur Boediono akan memberikan kepercayaan yang lebih besar oleh pasar, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2008