Singapura (ANTARA News) - Harga minyak meroket ke posisi 135 dolar AS per barel untuk pertama kalinya, Kamis, kenaikan yang mengejutkan menyusul penurunan yang tidak diduga dalam cadangan bensin dan minyak mentah Amerika Serikat serta ketatnya pasar, kata dealer. Di perdagangan Asia pagi, kontrak berjangka minyak utama New York jenis light sweet pengiriman Juli, naik ke posisi tinggi 135,04 dolar per barel sebelum turun menjadi 134,87 dolar per barel. Kontrak berjangka acuan ditutup 4,10 dolar lebih tinggi di posisi 133,17 dolar di New York Mercantile Exchange (Nymex) dan terus berlanjut adanya kecenderungan menguat setelah beberapa jam di perdagangan elektronik. Kontrak minyak mentah London jenis Brent untuk pengiriman Juli juga mengalami kenaikan 1,75 dolar menjadi 134,45 dolar per barel, melesat ke sebuah rekor perdagangan harian tertinggi pada 133,34 dolar AS sehari sebelumnya. Laporan mingguan Departemen Energi AS (DoE) yang diterbitkan setiap Rabu menyebutkan, stok minyak mentah AS turun pada pekan yang berakhir 16 Mei sebanyak 5,4 juta barel menjadi 320,4 juta barel. Sementara sebagian besar analis memperkirakaan adanya kenaikan 300.000 barel. Cadangan bensin turun sebesar 800.000 barel menjadi 209,4 juta barel, mengalahkan ekspektasi kenaikan 250.000 barel. Pemberitaan masalah bensin sangat sensitif bagi pasar, terutama dalam beberapa hari menjelang libur musim panas, yang merupakan puncak bepergian dengan mobil bagi warga AS yang dimulai akhir pekan ini. Diprediksi, lonjakan harga minyak terjadi karena Federal Reserve AS menurunkan proyeksi pertumbuhan 2008 untuk ekonomi AS, konsumen minyak terbesar dunia. The Fed pada Rabu menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2008 di kisaran 0,3 hingga 1,2 persen dari proyeksi sebelumnya 1,3 hingga 2,0 persen pada Januari. Bank sentral mengutip tingginya harga minyak sebagai faktor utama yang membebani momentum. Selain itu melonjaknya harga minyak juga dikarenakan melemahnya dolar AS, yang membuat komoditi yang dihargai dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang kuat lainnya. Sementara para analis mencatat bahwa keperluan untuk bahan bakar minyak disel pembangkit listrik di wilayah yang terkena gempa bumi di China memicu permintaan untuk bahan bakar minyak. "Fundamental harga minyak mentah didukung kekhawatiran pasokan bensin menjelang musim libur musim panas di AS dan meningkatnya permintaan untuk minyak disel dari China, menjelang Olimpiade dan setelah gempa bumi pekan lalu," kata analis Sucden, Nimit Khamar, kepada AFP. (*)

Copyright © ANTARA 2008