Dumai (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Dumai menyiapkan 10 ribu masker untuk dibagikan kepada warga guna mengantisipasi dampak asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Dinas Kesehatan Dumai Faisal mengatakan bahwa pada Senin (26/8) pukul 07.00 WIB kualitas udara Dumai tidak masuk dalam kategori berbahaya meski kabut asap hingga pukul 12.00 WIB masih meliputi kota.
"Seluruh puskesmas di tujuh kecamatan sudah diarahkan segera menyebar masker, karena kita lihat udara diselimuti asap dan bisa membahayakan kesehatan," kata Faisal.
Wilayah Kecamatan Bukit Kapur dan Medang Kampai yang rawan kebakaran hutan dan lahan diliputi kabut asap pekan, sedang kawasan perkotaan hanya diliputi kabut tipis.
Dinas Kesehatan, menurut dia, merekomendasikan Dinas Pendidikan menyesuaikan proses belajar mengajar dengan kondisi kualitas udara.
"Ini asap mendadak, dan kepala sekolah punya wewenang penuh untuk menyesuaikan keadaan cuaca agar pelajar tidak terganggu kesehatannya," katanya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai Afrilagan mengatakan bahwa menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika kualitas udara sedang pada pukul 07.00 WIB dengan Indeks Standar Polutan Udara pada angka 76.
Kualitas udara antara lain dipengaruhi oleh adanya delapan titik api di Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Asap akibat kebakaran hutan dan lahan di daerah itu terbawa angin sampai ke wilayah Dumai.
Tim pemadaman masih memadamkan kebakaran di ujung perbatasan Kelurahan Gurun Panjang di Kecamatan Bukit Kapur dan Kelurahan Teluk Makmur di Kecamatan Medang Kampai Dumai.
"Satgas darat juga melakukan pembuatan sekat atau embung sumber air yang minim untuk membatasi penyebaran api dan asap di tanah gambut," kata Afrilagan.
Baca juga:
TK di Pekanbaru dipulangkan akibat asap Karhutla
Kualitas udara Kota Pekanbaru memburuk pada Senin pagi
Pewarta: Abdul Razak
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019