Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Muhammad Nuh mengatakan pemimpin negara ini yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (SBY-JK) mempertaruhkan karir politiknya demi memikirkan masyarakat dengan menaikkan harga BBM."Kalau pemimpin kita memperhatikan karir politiknya, pasti dia tidak akan memilih menaikkan BBM, karena keputusan ini tidak disukai oleh semua orang.Tetapi karena dia memikirkan masyarakat, maka dinaikkan harga BBM," kata Menkominfo dalam familiarisasi penyesuaian harga BBM di Jakarta, Rabu.Nuh mengatakan pemerintah memang perlu melakukan program pemberian BLT sebagai kompensasi kenaikan harga BBM agar tetap dapat mempertahankan daya beli masyarakat. Menkominfo mengatakan pemberian BLT kepada keluarga miskin bukan berarti memanjakan dan membuat malas mereka, akan tetapi justru untuk membantu keluarga miskin untuk dapat bekerja. Dengan pemberian BLT ini, kata Nuh, pemerintah justru menunaikkan kewajiban sesuai dengan peraturan yaitu memperhatikan dan memelihara masyarakat miskin. Oleh karena itu, Menkominfo meminta kepada semua elemen masyarakat untuk ikut mengawal penyaluran BLT ini agar sampai pada tujuan dengan benar. "Pemerintah mengajak kepada elemen masyarakat untuk mengawal penyaluran BLT supaya tepat. Kita ajak mulai dari pak lurah, Pak Camat, elemen masayrakat dan mahasiswa untuk mengawal," katga Nuh. Pada kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Jasa Keuangan PT Pos Indonesia Arief Supriyono mengatakan hari ini (21/5) PT Pos Indonesia menyerahkan kupon BLT kepada aparat desa di 10 kota. "Pada hari ini tanggal 21 Mei, kita menukar barter kartu BLT dengan data nominasi penerima BLT yang sudah dikoreksi oleh aparat desa dan kecamatan," kata Arief. Dia menjelaskan sebelumnya, PT Pos Indonesia menyerahkan daftar nominasi penerima BLT kepada aparat desa untuk dikoreksi dan dicek ke lapangan kondisi terakhirnya. Pada tanggal 19 Mei dilaksanakan di pemerintah kota berupa penyerahan daftar nominatif kepada RT/RW melalui kelurahan/desa setempat yang dilakukan untuk mencocokkan kelayakan dan keberadaan rumah tangga sasaran. Arief mengatakan untuk tahap pertama Bantuan Langsung Tunai (BLT) akan dibagikan melalui PT Pos Indonesia pada 10 kota, dengan jumlah penerima BLT sebanyak 844.130 rumah tangga sasaran (RTS). Jumlah rumah tangga sasaran itu tersebar di DKI Jakarta sebanyak 157.515, di Bandung 84.287, di Semarang 82.665, di Surabaya 121.145, di Makassar 70.160, di Medan 83.525, di Kupang 86.980, di Banjarmasin 39.346, di Padang 99.346, dan di Yogyakarta sebanyak 19.111 rumah tangga sasaran.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008