Tim Medis di lapangan terus melakukan akselerasi pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakatJakarta (ANTARA) - Pertamina melalui Tim Medis Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) bersama Rumah Sakit Pertamina terus meningkatkan layanan kesehatan bagi ibu hamil di wilayah Karawang yang terdampak dengan peristiwa tumpahan minyak beberapa waktu lalu.
VP Relation PHE ONWJ, Ifki Sukarya, dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin, menyatakan upaya memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di pesisir Karawang dioptimalkan dengan melakukan layanan jemput bola di wilayah yang sulit dijangkau.
"Tim Medis di lapangan terus melakukan akselerasi pelayanan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Prinsipnya, kita memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat terdampak," ujar Ifki.
Sementara itu, dr.Lina Alil Isnawati, Tim Medis dari RSPP menyatakan pihaknya melakukan pengecekan kesehatan bagi ibu hamil di wilayah Pantai Pisangan, Desa Cemara Jaya.
"Kami menyadari tidak semua warga bisa datang ke posko pelayanan kesehatan. Sehingga kami proaktif mendatangi mereka ke rumah-rumah, dan menemukan dua orang wanita hamil," ujar Lina.
Ia mengutarakan harapannya agar dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh, merata dan menjangkau daerah pelosok, sehingga dapat meningkatkan kesehatan warga yang berada di sekitar daerah tersebut
Salah seorang ibu hamil warga Pantai Pisangan, Marni, menyampaikan terima kasihnya kepada tim medis yang telah datang untuk memberikan pemeriksaan kehamilan.
Sebelumnya, anggota Komisi VII DPR Kurtubi menegaskan upaya yang dilakukan Pertamina untuk mengatasi tumpahan minyak di Karawang sudah tepat, meskipun diakui membutuhkan waktu untuk mematikan sumur YYA-1 sekaligus membersihkan seluruh ceceran minyak di laut dan pantai.
Menurut dia, metode yang dilakukan Pertamina sesuai dengan kebijakan standar, dalam hal ini, ketika terjadi kebocoran pipa bawah tanah, maka pipa yang menghubungkan reservoar harus dtutup.
Dia menambahkan karena penutupan dilakukan melalui melalui injeksi semen, maka Pertamina harus melakukan pengeboran di dekat sumur YYA-1.
"Jadi memang membutuhkan waktu, apalagi kebocoran terjadi lebih dari 2.000 meter di bawah permukaan tanah. Hendaknya semua bersabar," ujarnya.
Kurtubi juga menambahkan, karena kebocoran terjadi di laut maka wajar jika terdapat ceceran minyak, sebab mudah terbawa angin dan ombak. Hanya saja jumlahnya relatif kecil dan untuk itupun Pertamina juga sigap melakukan pembersihan.
Baca juga: Legislator: upaya penghentian tumpahan minyak Pertamina sudah tepat
Baca juga: Pertamina pasang penyedot minyak sepanjang 5 kilometer
Baca juga: TNI-Polri bantu penanganan tumpahan minyak
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019