Yogyakarta, (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR Amien Rais mengatakan agenda reformasi yang bertujuan membangun bangsa dan negara yang kuat di bidang sosial, ekonomi, politik, hukum pendidikan dan iptek, setelah sepuluh tahun tampaknya belum berjalan mulus. Dalam bedah buku karyanya yang berjudul `Agenda Mendesak Bangsa Selamatkan Indonesia` di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu, ia mengatakan kehidupan politik di negeri ini memang sudah merdeka, artinya tidak ada lagi tekanan dari pemerintah dan tidak ada pers yang dibungkam. Selain itu, dwi fungsi ABRI yang dinilai menyalahi demokrasi juga sudah tidak ada lagi di Indonesia. Namun, sisi pemulihan ekonomi masih jauh dari harapan karena kedaulatan ekonomi sudah digadaikan kepada korporasi asing terutama di bidang pertambangan, perkebunanan, pelayaran dan telekomunikasi. Reformasi di bidang hukum tampak masih tebang pilih dan yang diproses hanya kasus kecil, sedangkan yang besar tampak lolos. Namun reformasi bukan tanpa hasil karena pemerintah sudah berupaya memberantas penebangan liar dan menjaga keutuhan NKRI. Menurut dia, di bidang hukum, pemeritah memperoleh rapor biru tapi untuk pemulihan ekonomi dan penjualan aset bangsa, mendapatkan rapor merah, sehingga menimbulkan pertanyaaan apakah masih mungkin dalam waktu 14 bulan yang tersisa bisa membenahi keadaan atau tinggal mempertahankan yang sudah ada. "Menurut saya tidak ada perubahan yang dramatis untuk membenahi keadaan seperti itu, malah pemerintah merencanakan kenaikan harga BBM," katanya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008