Jakarta (ANTARA) - Huawei Technologies Co meluncurkan kerangka kerja komputasi dalam era kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) guna menghadapi pembatasan bisnis dari Amerika Serikat serta alternatif pemrograman TensorFlow Google.
Pimpinan bergilir Huawei Xu Zhijun, seperti dikutip China Daily, Senin, mengatakan kerangka kerja itu berarti penting dan mempermudah bagi pengembang aplikasi berbasis AI.
"Tapi sampai sejauh ini, kami belum melihat sebuah kerangka yang dapat beradaptasi untuk semua skenario, lintas perangkat, dan lingkungan komputasi awan yang menyediakan permintaan kerja sama antara mereka," ujar Xu tentang alasan peluncuran kerangka kerja MindSpore AI milik Huawei tersebut.
Strategi Huawei dalam persaingan kecerdasan buatan merupakan jawaban perusahaan yang berbasis di Shenzhen, Guangdong, China itu untuk mendorong penelitian dan kemampuan di dalam perusahaan Huawei.
MindSpore, menurut Xu, akan menjadi sumber kode pemrograman terbuka pada kuartal pertama 2020.
"Tantangan terbesar bagi MindSpore yaitu apakah kami dapat membangun sebuah ekosistem yang menggeliat. Batasan kami terbentang pada jumlah besar perangkat cerdas dan kemampuan komputasi kami yang kuat," kata Xu.
Selain kerangka kerja, Huawei juga mengenalkan sebuah prosesor berbasis AI bernama Ascend 910. Produk yang diklaim sebagai prosesor berkekuatan AI terbesar itu akan menghadang laju prosesor-prosesor milik Nvidia Corp's yang telah ada di pasar teknologi.
Baca juga: Tandingi Google Maps, Huawei akan luncurkan "Map Kit"
Baca juga: Hampir 20 ribu menara pemancar telekomunikasi 5G berdiri di China
Penerjemah: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019