Tokyo (ANTARA News) - Teriakan "Indonesia Bisa" terdengar nyaring sebanyak tiga kali berturut-turut dari bibir sekitar 150 warga Indonesia di Tokyo, Rabu, saat mereka mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang berlangsung di halaman Wisma Duta, tempat kediaman resmi Dubes RI untuk Jepang.
Teriakan bersemangat itu merupakan respon dari seruan Dubes RI untuk Jepang, Jusuf Anwar, yang meminta ratusan warga Indonesia agar menyerukan kata-kata "Indonesia Bisa" sebanyak tiga kali. Upacara yang berlangsung dalam cuaca yang sejuk itu juga menandai 100 Tahun Kebangkitan Nasional yang dimulai pada tahun 1908.
"Terima kasih atas semangatnya. Ini bisa menjadi pertanda bahwa semangat nasionalisme masih tetap tinggi di dada warga Indonesia, meski kita berada jauh dari tanah air," kata Jusuf Anwar usai dikumandangkannya yel-yel tersebut.
Indonesia Bisa, ujar Dubes, merupakan slogan yang diharapkan mampu menggugah kembali semangat kebangsaan rakyat Indonesia untuk meraih cita-citanya menjadi bangsa yang maju dan negara terdepan dalam percaturan global.
Dubes pada kesempatan itu juga menjelaskan kebijakannya yang meminta para diplomat, para staf lokal, para pelajar Indoensia dan warga Indonesia di seantero Jepang lainnya untuk menggunakan pin berbentuk dua bendera Indonesia dan Jepang di pakaian kerja mereka hingga berakhirnya tahun 2008.
"Pin ini menandai semangat kebangsaan kita sekaligus juga untuk memperingati 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia dengan Jepang," katanya lagi.
Pagi itu, para peserta upacara, termasuk para pelajar dari Sekolah Republik Indonesia di Tokyo (SRIT) memang terlihat mengenakan pin di dada bagian kiri dari seragam dan pakaian yang dikenakan para warga Indonesia lainnya.
Dubes pada kesempatan itu juga membacakan amanat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan seabad Harkitnas yang intinya menekankan upaya bangsa Indonesia mengisi momentum Harkitnas dengan merevitalisasi tekad dan komitmen perjuangan bangsa sesuai dengan tantangan masa kini.
"Kita perlu menumbuhkan nilai-nilai sebagai suatu bangsa yang percaya diri dan memiliki daya saing dalam upaya mengembangkan semangat kebangsaan yang unggul," kata Dubes mengutip pidato Presiden.
Seruan bersemangat juga berkumandang di Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Osaka yang dihadiri para diplomat dan staf lokal serta sebagian warga Indonesia lainnya di kota bisnis nomor dua terbesar di Jepang itu (setelah Tokyo).
Bagi-bagi pin
Sebelum upacara berlangsung, salah seorang diplomat terlihat membagi-bagikan pin bagi para undangan yang belum mendapatkan pin berlambang dua bendera, Merah Putih dan Hinomaru (nama bendera Jepang).
Sementara itu, pelajar dari Sekolah Republik Indonesia di Tokyo (SRIT) terlihat sudah berbaris rapi dalam dua barisan dengan pin di dada masing-masing. Namun pin yang dibagikan kepada para pelajar itu berbeda dengan yang dipakai oleh warga Indonesia yang dewasa.
Khusus bagi para pelajar, pin yang dibagikan hanya berbentuk bendera Indonesia saja, tanpa ada bendera Jepang dan angka 50, yang menandai 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada tahun ini.
Wartawan Antara yang tidak mengenakan pin juga diminta mengenakan pin yang sama yang dikenakan warga lainnya.
"Antara juga harus pakai dong," kata Kepala Fungsi Penerangan Ronny P Yuliantoro yang langsung menyematkan pin tersebut di pakaian sang wartawan. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008