Kota Gaza, (ANTARA News) - Satu anak laki-laki berusia 13 tahun, dua gerilyawan garis keras dan satu warga Palestina lainnya dibunuh oleh pasukan Israel di Jalur Gaza Selasa, ketika pembicaraan berlanjut di Mesir mengenai gencatan senjata yang diusulkan, kata dokter dan saksi. Remaja itu, Majd Khalil Abu Okal, tewas dalam serangan udara di Beit Lahiya di Gaza utara, kata Muawiya Hassanaen, kepala pelayanan darurat Gaza. Warga Palestina kedua, Ali al-Dahduh, 32, dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza tengah, dan satu gerilyawan tewas di Zeitun, di Gaza timur, kata Hassanaen. Gerilyawan Hamas lainnya, yang dikenali sebagai Zeid Abu Wadi, 21, tewas di rumah sakit beberapa jam setelah menderita luka serius dalam serangan yang sama, ia mengatakan. Dokter Palestina mengatakan 11 orang terluka akibat tembakan Israel. Militer Israel menegaskan mereka telah melakukan serangan udara yang ditargetkan pada gerilyawan garis keras Palestina. Seorang jurubicara mengatakan satu serangan dilakukan terhadap satu kelompok warga Palestina yang menanam sebuah bom dekat pos keamanan di perbatasan dengan Israel. Serangan udara lainnya ditujukan pada gerilyawan yang telah menembakkan roket. Beberapa saksi Palestina juga melaporkan tembakan tank, meskipun tidak ada konfirmasi segera dari militer Israel. Pasukan Israel melakukan serangan hampir tiap hari di Gaza dan telah menerapkan blokade terhadap wilayah Palestina itu sejak Juni lalu dalam tindakan yang mereka katakan merupakan upaya untuk menekan pemerintah Hamas agar menghentikan serangan roket atau mortir di Israel selatan oleh kelompok garis keras Palestina. Dalam beberapa pekan, Israel dan Hamas telah mengadakan pembicaraan melalui perantara Mesir mengenai gencatan senjata yang diusulkan di Gaza. Putaran baru pembicaraan antara gerakan Islam itu dan penengah Mesir berlangsung di Kairo Selasa. Kematian terakhir itu menjadikan sedikitnya 474 jumlah orang yang tewas sejak pemimpin Israel dan Palestina melancarkan kembali pembicaraan damai pada konferensi yang diadakan-AS November, mayoritas terbesar dari mereka gerilyawan garis keras Gaza, demikian diwartakan AFP(*).
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008