Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Pokja Petisi 50, Chris Siner Key Timu, mengatakan saat ini Indonesia membutuhkan sosok negarawan seperti almarhum Ali Sadikin, yakni sosok yang jujur, tegas, berani dan peduli pada rakyat. "Di masa transisi seperti sekarang, Indonesia membutuhkan sosok negarawan seperti Pak Ali," kata Chris, saat ditemui di rumah duka di Jalan Borobudur Nomor 2, Jakarta Pusat, Selasa. Chris yang mengenal Ali Sadikin sejak bersama-sama aktif di Lembaga Kesadaran Berkonstitusi, cikal bakal Petisi 50, mengenang mantan gubernur DKI itu sebagai sosok yang benar-benar memiliki kepedulian pada bangsa dan negara. "Saat beliau habis operasi cangkok lever, keluarga memintanya beristirahat dan mengurangi kegiatan. Tapi beliau tetap saja aktif mengajak kami berdiskusi soal perkembangan negara," katanya. Menurut Chris, purnawirawan jenderal bintang tiga KKO (sekarang Korps Marinir, red) itu sangat senang ketika reformasi digulirkan pada 1998 dan berharap bangsa ini menjadi lebih baik. "Pak Ali terus mengikuti perkembangan, tapi beliau kecewa reformasi tak seperti yang diharapkan," kata Chris. Pada bagian lain Chris menuturkan, Ali Sadikin merupakan sosok yang berpendirian kuat, bahkan siap menghadapi risiko sebagai konsekuensi pendiriannya itu. Karena itu pula, lanjutnya, Ali Sadikin tak gentar ketika dimusuhi rezim Orde Baru. "Ketika Pak Ali disebut Sudomo berada di luar sistem, yakni di luar sistem Orde Baru, dengan tegas Pak Ali menyebut dia tetap di dalam sistem, yakni sistem Pancasila dan konstitusi," katanya. Ketegasan dan ketegaran Ali Sadikin juga terlihat ketika selaku gubernur DKI melegalkan prostitusi dan perjudian. Ali tetap bergeming, meski diprotes di sana-sini. "Saat mulai menjabat gubernur APBD DKI cuma Rp66 juta. Katanya, bagaimana bisa membangun dengan uang segitu. Tapi akhirnya semua orang bisa melihat bagaimana beliau membangun dan mengembangkan Jakarta," katanya. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008