Magelang, (ANTARA News) - Ribuan umat Buddha bersama para biksu sangha melakukan prosesi agung Trisuci Waisak tahun 2008 dari Candi Mendut menuju Candi Agung Borobudur, di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (20/5)
Mereka berjalan kaki sepanjang sekitar tiga kilometer mulai sekitar pukul 14.00 WIB antara lain membawa air berkah dan api suci Waisak.
Obor api suci utama dan air berkah diangkut dengan mobil hias bergambar Sanga Buddha Gautama dan empat payung songsong atau payung bertingkat berwarna merah.
Peserta prosesi juga membawa sejumlah bendera Merah Putih dan puluhan panji serta bendera Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) sebagai penyelenggara perayaan Waisak di Candi Borobudur tahun 2008.
Mereka antara lain terdiri barisan umat yang mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia, barisan berpakaian adat Jawa berupa surjan dan blangkon untuk laki-laki dan kebaya untuk perempuan masing-masing membawa kendi berisi air berkah dan obor api suci.
Sejumlah umat mengusung tandu dengan hiasan rangkaian bunga, berisi replika stupa dari logam berwarna kuning keemasan. Tandu diusung dengan diiring enam pembawa payung, masing-masing tiga payung berwarna kuning dan putih.
Ratusan biksu sangha yang turut dalam prosesi itu berasal dari Sangha Theravada, Sangha Mahayana, dan Sangha Agung dengan jubah biksu sesuai sangha masing-masing. Setiap biksu membawa bunga sedap malam dalam prosesi tersebut.
Jalan raya dari Mendut menuju Borobudur ditutup untuk lalulintas umum sedangkan berbagai kendaraan dialihkan petugas kepolisian di berbagai tempat agar melalui jalur lain.
Peserta prosesi memasuki kompleks Candi Borobudur melalui pintu VIIA Taman Wisata Candi Borobudur untuk selanjutnya bergerak melewati Lapangan Gunadharma dan naik ke pelataran di Zona I Borobudur melalui pintu barat sekitar pukul 15.30 WIB.
Umat yang telah memadati karpet warna merah di pelataran Candi Borobudur menyambut kedatangan air berkah dan api suci, serta sarana pujabakti Waisak lainnya dengan berdiri dan bertepuk tangan.
Para biksu kemudian melakukan pradhaksina. Pradhaksina adalah berjalan mengelilingi Candi Borobudur searah putaran jarum jam, satu kali. Barisan pertama peserta pradhaksina yakni umat yang berpakaian adat Jawa membawa api suci dan air berkah.
Suasana prosesi Waisak dan pradhaksina terkesan berlangsung takzim dengan iringan musik rohani Buddha yang bergema di pelataran Candi Borobudur.
Usai pradhaksina api dan air Waisak disemayamkan di altar. Para biksu sangha melakukan penyalaan lilin panca warna sambil melantunkan doa-doa, untuk selanjutnya bersama umat melakukan pujabakti Waisak. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008