Jakarta, (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan bahwa setiap 10 persen kenaikan harga BBM bersubsidi dan BBM industri, maka inflasi akan bertambah sekitar 0,87 persen, sehingga inflasi akhir tahun 2008 berpotensi mencapai 11-11,5 persen. "Harus diingat bahwa masih ada bulan-bulan ke depan ketika pemerintah dan BI akan bisa menekan inflasi, yaitu saat-saat terjadi inflasi bulanan yang tinggi pada tahun lalu," kata Direktur Perencanaan Makro Bappenas, Bambang Prijambodo di Jakarta, Selasa. Pada 2007, inflasi bulanan yang cukup tinggi terjadi pada Juli 0,72 persen, Agustus 0,75 persen, September 0,80 persen, Oktober 0,79 persen, dan Desember 1,1 persen. Dia menjelaskan, sumbangan inflasi sebesar 0,87 persen itu merupakan sumbangan kumulatif sepanjang tahun yang telah memperhitungkan "second round effect" dan kenaikan harga BBM industri yang telah terjadi sebelum kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan. "Itu berdasarkan tabel input output dari kenaikan harga BBM pada 2005," katanya. Ditambahkan Bambang, lonjakan inflasi biasanya terjadi pada satu atau dua bulan setelah diumumkan dan kemudian akan melunak. "Kalau 2005 dulu, inflasi Oktober tinggi dan terbawa hingga November, namun menjinak pada Desember," katanya. Penurunan inflasi tersebut sendiri diakibatkan oleh telah terbentuknya equilibrium atau titik keseimbangan baru. Jika kenaikan BBM akan diberlakukan pada Juni, ujar Bambang, maka dipastikan inflasi Juni akan lebih tinggi dari bulan yang sama tahun lalu. Namun karena adanya faktor spekulasi pada Mei ini yang diperkirakan juga berpengaruh pada inflasi, tambahnya, maka inflasi Juni diharapkan naik secara moderat. Meski demikian, dia menjanjikan, pemerintah akan menjaga ekspektasi ekonomi dengan baik. Dia mencontohkan, Indeks Tendensi Bisnis (ITB) dan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) sebagai salah satu acuan ekspektasi ekonomi. "Inflasi itu akan bisa ditanggulangi oleh ekonomi yang tetap bergerak," katanya. Pada 2005, inflasi tahunan mencapai 17,11 persen, sedangkan tahun ini Depkeu memproyeksikan 8,5-9 persen. Pada April 2008, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulanan 0,57 persen, dengan inflasi tahun kalender (Januari-April) 4,01 persen dan inflasi tahunan (year on year) 8,96 persen. Sementara pada Mei 2007, inflasi tercatat 0,19 persen, sedangkan inflasi Juni 2007 tercatat 0,23 persen. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008