Batusangkar (ANTARA) - Sebanyak 400 murid Sekolah Dasar di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang tergabung dalam sanggar seni Binamusika Musik Terpadu turut memeriahkan Festival Sumarak Luhak Nan Tuo di kawasan Benteng Van der Capellen, Minggu.
"Ajang ini merupakan wadah dalam melestarikan seni dan budaya yang berkembang di masyarakat serta ajang bagi generasi muda menunjukan bakat seni dan budaya mereka," kata Ketua Sanggar Binamusika Musik Terpadu, Yulizar di Batusangkar, Minggu.
Ajang pertemuan tersebut rutin dilakukan satu kali empat bulan, bertujuan untuk menguji kemampuan anak-anak yang telah dibina di bawah naungan sanggar seni binamusika, baik yang belajar di sanggar ataupun di sekolah.
Baca juga: Hadiah "Seumur Dunia" Silek Art Festival 2019
Sanggar binamusika salah satu sanggar yang mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Bantuan Pemerintah Fasilitasi Kegiatan Kesenian (FKK) bersama dengan 150 sanggar lainnya di Indonesia.
"Tujuannya untuk mendorong peran pelaku atau pengelola kesenian dalam meningkatkan kreativitas dan produktivitasnya," katanya.
Selain menampilkan tari pasambahan dari 400 peserta siswa sekolah dasar, juga diadakan lomba paduan suara, workshop lagu-lagu nasional dan festival "mairiak" padi.
"Workshop lagu-lagu nasional penting karena banyak anak sekarang tidak hafal dengan lagu-nasional, sementara festival mairiak padi selain nilai kebersamaan, banyak langkah tarian yang tercipta dari mairiak itu. Kita suruh meret mencatat tarian apa saja," katanya.
Baca juga: UPTD taman budaya Sumbar gelar festival randai tradisi se-Sumbar
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar, Riswandi, mengatakan Tanah Datar sebagai Luhak Nan Tuo memiliki warisan budaya Minangkabau benda maupun tak benda yang harus kita jaga dan dilestarikan.
Salah satunya dengan melestarikan nilai tradisi yang tertuang dalam kesenian, makanan tradisional dan permainan tradisional yang dilaksanakan seperti festival ini.
Ia mengatakan upaya melestarikan budaya adalah upaya yang mendasar yang tidak cukup dijalankan oleh pemerintah daerah saja dengan berbagai pertunjukan reguler.
Yang utama ialah tentang memberikan apresiasi dengan memberikan pemahaman dan filosofi ditempat wisata serta warisan dan tradisi yang tumbuh turun temurun di tengah masyarakat.
"Selain tahap pelestarian, juga diilakukan tahap pengembangan dan harus mampu memberikan pemanfaatan secara ekonomi bagi masyarakat setempat. Mudah-mudahan anak sekalian betul cinta kepada budaya," ujarnya.
Baca juga: Film "Mandeh" raih tiga penghargaan di Sumbar Film Festival 2019
Baca juga: Taman Budaya Sumbar gelar Minangkabau Open Festival
Kini Sumbar punya gedung pusat kebudayaan
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019