Beijing (ANTARA News) - Pemerintah Cina mengecam kunjungan Dalai Lama ke Jerman dan mengadakan pertemuan dengan Kanselir Angela Merkel, seraya menegaskan bahwa Tibet adalah urusan dalam negeri Cina yang tidak bisa diganggu gugat."Dalam beberapa kali kesempatan kami tegaskan bahwa masalah Tibet adalah masalah dalam negeri Cina dan negara lain tidak berhak untuk intervensi," kata Jurubicara Kementrian Luar Negeri Cina, Qin Gang, dalam keterangan pers berkala, di Beijing, Selasa.Menurutnya, pemerintah Jerman hendaknya bisa memahami kondisi tersebut dan tidak ikut campur tangan dengan menerima kunjungan Dalai Lama ke negara tersebut.Ia berharap pula bahwa hendaknya hubungan Cina dan Jerman yang telah berjalan baik tidak terganggu terkait dengan kunjungan Dalai Lama ke China, seraya berharap agar Jerman tidak mau campur tangan terhadap masalah Tibet. "Tibet adalah satu bagian dengan China dan ini sudah merupakan sesuatu yang mutlak," kata Qin Gang menegaskan. Sikap Cina terhadap Dalai lama adalah sudah jelas bahwa tidak mendukung upayanya yang ingin memisahkan diri dari Cina dan menentang segala bentuk upaya untuk mencari simpati dengan negara asing lainnya dalam rangka mencari dukungan. Kunjungan Dalai Lama ke Jerman, yang merupakan persinggahan pertamanya dalam lawatan ke lima negara, melestarikan ketegangan antara Berlin dan Beijing yang telah berlangsung selama delapan bulan, setelah dia bertemu dengan Kanselir Angela Merkel, yang menyebabkan kerenggangan diplomatik yang dalam. Usai melakukan kunjungan ke Jerman, Dalai Lama, Selasa, tiba di Inggris untuk kunjungan 11 hari, termasuk akan bertemu dengan Perdana Menteri Gordon Brown dan berpidato di depan para anggota parlemen, setelah kunjungannya ke Jerman yang menimbulkan ketegangan baru dengan China. Pemimpin spiritual Tibet tersebut mendarat di bandara Heathrow London dari Berlin, untuk membicarakan hak-hak asasi manusia (HAM) dan perdamaian, di samping bertemu dengan para anggota parlemen, dan berpidato di depan parlemen.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008