Brisbane (ANTARA News) - Komandan Kapal latih TNI, KRI "Arung Samudera", Mayor Laut (P) Eko Deni Hartono, bersama 18 orang awak kapal memperingati 100 Tahun Kebangkitan Nasional (Harkitnas) dengan doa bersama setengah jam, sebelum meninggalkan Cairns, Queensland Utara, menuju Darwin, Selasa pagi. "Peringatan Harkitnas sudah kita laksanakan, ditandai dengan doa bersama setelah apel kelengkapan tadi pagi (Selasa) pukul 08.30," katanya kepada ANTARA yang menghubunginya dari Brisbane beberapa jam setelah KRI Arung Samudera meninggalkan Cairns. KRI Arung Samudera berada di Cairns selama sepekan. Eko Deni mengatakan, selama di kota itu, pihaknya melakukan acara "open ship" (berkunjung ke kapal) bagi masyarakat Indonesia dan Australia di sana. Mereka juga menghadiri acara pertemuan dan ramah tamah dengan para mitra mereka dari jajaran Angkatan Laut Australia (RAN) di kota itu, katanya. Selama di Cairns, dilakukan pula perbaikan terhadap perangkat pengecas baterai AKI kapal untuk penerangan kapal yang sempat tidak berfungsi dengan baik saat dalam pelayaran dari Brisbane ke Cairns. Tenaga teknisi dari perusahaan "Viking Industries Limited" Brisbane yang memperbaiki KRI Arung Samudera berhasil menyelesaikan perbaikan terhadap perangkat AKI ini pada 16 Mei malam, katanya. Mayor Eko Deni mengatakan, pelayaran dari Cairns ke Darwin diperkirakan memerlukan waktu sembilan hari. Dari Darwin, KRI Arung Samudera selanjutnya berlayar ke Kupang dan ke pangkalannya di Surabaya. Kapal layar tiang tinggi milik TNI ini berada di Australia sejak tahun lalu. Pelayaran KRI Arung Samudera ke negeri jiran ini dimaksudkan untuk ikut menyemarakkan penyelenggaraan KTT Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Sydney pada 8-9 September 2007 bersama enam kapal layar tiang tinggi Australia. Namun dalam pelayaran dari Cairns ke Brisbane pada 23 Agustus 2007, kapal dihadang badai besar di perairan Teluk Wide, Queensland, dan sempat terdampar di pantai Rainbow sebelum berhasil ditarik ke Brisbane. KRI Arung Samudera berada di Queensland, khususnya Brisbane, selama sekitar sembilan bulan untuk proses perbaikan dan pemulihan akibat kerusakan yang diderita dalam musibah 23 Agustus 2007 itu. Terhadap musibah yang menimpa KRI Arung Samudera, Perwira RAN "Bulimba" di Brisbane, Letnan Komander Larry Cook, yang ditemui ANTARA di sela acara pelepasan KRI Arung Samudera 6 Mei lalu mengatakan, ia memuji kepemimpinan Mayor Eko Deni yang berhasil menyelamatkan kapal dan seluruh awaknya. Sejak awal musibah yang menerpa KRI Arung Samudera akibat badai dan cuaca buruk yang belum pernah ada dalam sejarah iklim di Queensland Agustus lalu ia sudah menyampaikan selamat kepada Mayor Eko Deni karena di bawah kepemimpinannya di tengah cuaca yang "sangat ganas" (horrible), semua awak selamat. Kapal layar tiang tinggi TNI AL itu mengalami kerusakan setelah dua kali dihadang cuaca buruk yang ditandai dengan angin berkecepatan 80 hingga 100 kilometer per jam. Dalam musibah itu, layar utama dan sebuah layar depan rusak. Selain itu, satu layar lainnya juga terlipat dan baja bagian bawah yang berfungsi sebagai penyeimbang atau "stabilizer" kapal bengkok. Pada saat kejadian, Badan Meteorologi dan Geofisika Australia mencatat curah hujan di kawasan Rainbow Beach pada saat musibah terjadi mencapai 813 milimeter atau 10 kali lebih besar dari rata-rata curah hujan bulan Agustus. Intensitas curah hujan di kawasan itu selama beberapa hari pada Agustus 2007 merupakan yang terbesar sejak tahun 1880. Perbaikan kapal berbobot 120 ton yang sebelum dibeli pemerintah RI bernama "Advanture" ini dilakukan di fasilitas dok milik "Viking Industries Limited" Brisbane melalui anak perusahaannya, "Marine Application". Dalam proses perbaikan, beberapa perlengkapan kapal yang rusak telah diganti dengan yang baru. Di antara yang diganti baru itu adalah "Centre boat" berbobot 3,5 ton, enam layar, dua mesin, generator dan baling-baling tiga daun. (*)
Copyright © ANTARA 2008