Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah merencanakan penerbitan obligasi negara syariah internasional (sukuk valuta asing) pada Oktober 2008 setelah penerbitan sukuk domestik pada akhir Agustus 2008. "Sukuk valas ini akan diterbitkan di luar negeri untuk membidik pasar terutama di kawasan Midle East (Timur Tengah)," kata Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto di Jakarta, Senin. Menurut Rahmat, dalam penerbitan sukuk valas, pemerintah akan mengundang bank-bank internasional yang memiliki reputasi baik untuk ikut membantu penerbitan sukuk internasional itu. "Bank lokal dilibatkan terutama agar mereka dapat mempelajari cara-cara melakukan deal internasional dan membuat link internasional," kata Rahmat. Sementara itu, mengenai persiapan penerbitan sukuk dalam negeri, Rahmat mengatakan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan peraturan pemerintah (PP) sebagai pelaksanaan dari UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). "Dua konsep RPP sudah disepakati tinggal disampaikan ke Depkumham untuk harmonisasi. Saya kira minggu depan dapat disahkan oleh Presiden karena ini merupakan RPP yang prioritas," katanya. Selain itu, jelas Rahmat, 4 fatwa dari Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI, juga sudah disepakati konsepnya tetapi masih harus diplenokan dalam rapat DSN-MUI. "Satu lagi aturan yang juga tengah disiapkan adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang penerbitan SBSN melalui book building," jelasnya. Ia menjelaskan, penerbitan sukuk dalam negeri untuk yang pertama kali seperti halnya obligasi negara konvensional, tidak mungkin melalui mekanisme lelang, namun harus melalui mekanisme book building. Pihaknya mentargetkan sudah dapat menyelesaikan penyusunan berbagai aturan pada akhir Juni 2008, sehingga terdapat waktu selama Juli hingga Agustus 2008 bagi bank yang ditunjuk untuk mengumpulkan investor atau calon pembeli sukuk. "Kita akan tunjuk 2-3 `book runner` yang akan mengumpulkan calon pembeli, di situ akan ada komunikasi, edukasi, dan sosialisasi antara book runner dengan calon pembeli sukuk," katanya. Mengenai penunjukkan book runner, Rahmat mengatakan, pihaknya akan membuka kesempatan kepada lembaga keuangan untuk mengajukan proposal untuk menjadi book runner. "Pemerintah akan mengevaluasi proposal yang diajukan dan dilanjutkan dengan proses beauty contest (pemilihan calon-calon terbaik). Dari beauty contest ditentukan 2-3 kandidat, dan dengan kandidat terbaik dilakukan negosiasi fee, biasanya yang lain ikut dengan hasil nego itu," kata Rahmat. Mengenai jumlah yang akan diterbitkan untuk pertama kalinya, Rahmat mengatakan pemerintah menginginka jumlah yang lebih besar dari Rp2 triliun hingga Rp3 triliun. "Namun pemerintah juga menyadari bahwa ini adalah penerbitan yang pertama kali sehingga tidak mungkin lebih dari Rp10 triliun," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008